Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

8 Gejala yang Muncul pada Tubuh Akibat Kekurangan Vitamin

Berikut ini gejala-gejala yang muncul pada tubuh dan mengindikasikan bahwa Anda kekurangan vitamin dan mineral.

Editor: Tiara Shelavie
zoom-in 8 Gejala yang Muncul pada Tubuh Akibat Kekurangan Vitamin
Freepik.com
Ilustrasi Vitamin 

Seng penting untuk sintesis protein dan pembelahan sel, dua proses ini diperlukan untuk pertumbuhan rambut.

Dengan demikian, kekurangan seng dapat menyebabkan kerontokan rambut.

- Kurangnya Asam linoleat (LA) dan asam alfa-linolenat (ALA).

Asam lemak esensial ini diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan rambut.

Sayuran berdaun, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak sayur kaya akan LA, sedangkan kenari, biji rami, biji chia, dan kacang kedelai kaya akan ALA.

- Kurangnya Niasin (vitamin B3).

Vitamin ini diperlukan untuk menjaga kesehatan rambut.

Berita Rekomendasi

Alopecia merupakan suatu kondisi di mana rambut rontok dalam jumlah kecil, hal ini menjadi salah satu kemungkinan gejala kekurangan niasin.

Makanan kaya niasin termasuk daging, ikan, susu, biji-bijian, kacang-kacangan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau. Makanan ini juga kaya akan biotin, yang juga ditemukan dalam kuning telur dan jeroan.

- Kurangnya Biotin (vitamin B7).

Biotin adalah vitamin B yang dapat menyebabkan kerontokan rambut.

Baca juga: 9 Jenis Terapi Kesehatan Mental, Mulai dari Terapi Psikodinamika hingga Terapi Perilaku Kognitif

7. Benjolan merah atau putih pada kulit

Keratosis pilaris adalah suatu kondisi yang menyebabkan munculnya benjolan seperti bintik-bintik di pipi, lengan, paha, atau bokong.

Penyebab benjolan kecil ini dikaitkan karena kekurangan vitamin A dan C.

8. Sindrom kaki gelisah

Restless leg syndrome (RLS) , juga dikenal sebagai penyakit Willis-Ekbom, adalah kondisi saraf yang menyebabkan sensasi tidak nyaman atau tidak nyaman pada kaki, serta dorongan yang tak tertahankan untuk menggerakkannya.

Bagi kebanyakan orang, dorongan untuk bergerak tampaknya meningkat ketika mereka sedang bersantai atau mencoba untuk tidur.

Sementara penyebab pasti RLS tidak sepenuhnya dipahami, tampaknya ada hubungan antara gejala RLS dan kadar zat besi darah seseorang.

(Tribunnews.com/Kristina Wulandari)

Baca juga artikel lainnya terkait Kesehatan

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas