Jadi Penyakit Mematikan di Dunia, Lakukan Sejak Dini Empat Langkah Ini Agar Jantung Tetap Sehat
Ahli penyakit jantung UGM, dr. Dyah Samti Mayasari, Ph.D, Sp.JP., mengatakan, untuk itu menjaga jantung sejak dini sangat diperlukan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Penyakit jantung merupakan penyakit paling mematikan di dunia.
Catatan Yayasan Jantung Indonesia, penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia yang mengakibatkan 18,7 juta kematian per tahun.
Ahli penyakit jantung UGM, dr. Dyah Samti Mayasari, Ph.D, Sp.JP., mengatakan, untuk itu menjaga jantung sejak dini sangat diperlukan.
Tidak hanya untuk mencegah terjadinya faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung tetapi juga mendeteksi secara dini adanya penyakit jantung sehingga dapat tertangani seawal mungkin.
Baca juga: Sebelum Meninggal, Kondisi Kesehatan Max Sopacua Tidak Stabil Usai Operasi Jantung
Baca juga: Proning Khusus Pasien Pasca Covid-19 dengan Komorbid Kardiovaskular
“Oleh karena itu, apakah kita sudah menjaga jantung dengan benar? Karena menjaga jantung ini tak lepas dari gaya hidup sehat," katanya dalam kegiatan kampus UGM, beberapa waktu lalu.
Secara umum, gaya hidup sehat berupa diet yang sehat, tidak merokok, rutin berolahraga dan menjaga berat badan adalah hal-hal yang harus dilakukan.
Melakukan pemeriksaan sebagai deteksi dini faktor risiko dan menghindari stres.
"Terapkan diet yang rendah lemak, dengan tinggi serat serta buah dan sayur, yang tentunya akan membantu menekan angka LDL sebagai kolesterol jahat dan meningkatkan kadar HDL sebagai kolesterol baik," ungkap Dyah.
Selain itu, mengurangi konsumsi garam maksimal 5 gram (1 sendok teh) dalam sehari, dan mencegah minuman-minuman kemasan dengan pemanis gula.
Konsumsi kacang-kacangan juga disarankan sebanyak 30 gram per hari, tetapi kacang yang dipilih adalah yang tanpa garam.
Juga disarankan untuk mengonsumsi ikan 1-2 kali dalam seminggu, sementara konsumsi daging merah tanpa lemak, produk susu rendah lemak serta minyak sayuran dibatasi.
"Berhenti merokok, termasuk tidak menjadi perokok pasif, merupakan cara yang efektif untuk menurunkan angka kematian akibat serangan jantung," jelasnya.
Dukungan keluarga dekat sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan program berhenti merokok.
Jangan lupa olahraga rutin. Olahraga dapat mengoptimalkan pengantaran oksigen ke otot jantung, menurunkan tekanan darah, menurunkan gula darah, dan meningkatkan “kolesterol baik” dalam tubuh.
“Olahraga yang saya anjurkan untuk menjaga jantung adalah aktivitas fisik yang dilakukan selama 30-60 menit setiap harinya, 5 hari atau lebih dalam seminggu. Aktivitas fisik yang disarankan adalah aktivitas dengan intensitas sedang dan bersifat aerobik, seperti berjalan cepat, berlari, bersepeda maupun senam aerobik,"paparnya.
Penelitian menunjukkan, setiap peningkatan konsumsi oksigen olahraga sebesar 1mL/kg/menit akan berhubungan dengan 14-17 persen penurunan risiko penyakit jantung dan kematian baik pada laki-laki dan perempuan.
Demikian pula berat badan merupakan salah satu faktor yang juga penting dalam menjaga jantung.
“Lingkar pinggang yang disarankan untuk daerah Asia adalah <90 cm untuk laki-laki dan ≤80 cm untuk perempuan,"ucapnya.
Dyah Samti menyebut beberapa faktor risiko penyakit jantung antara lain tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes dan kadar kolesterol yang tinggi. Pemeriksaan deteksi dini faktor risiko dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah maupun pemeriksaan kolesterol darah.
Seseorang yang melakukan pemeriksaan dan mendapati hasil yang tidak normal maka perlu pemantauan lebih sering dan penatalaksanaan yang lebih intensif. Konsultasi dengan dokter ahli sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi hal-hal apa yang harus dilakukan dan perlu tidaknya penggunaan obat atau tidak perlu menggunakan obat tapi cukup hanya dengan modifikasi gaya hidup sehat.
“Penentuan ini sangat tergantung pada seberapa tinggi tekanan darah atau kadar gula darah dan kolesterol dan seberapa banyak faktor risiko lain yang dimiliki oleh seseorang," urainya.
Menghindari stres juga merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung.
Stres yang berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan denyut jantung, serta dapat menjadi pemicu terjadinya serangan jantung.
Dyah mengakui setiap orang memiliki cara masing-masing dalam menghindari stres berlebih sepanjang tidak bertentangan dengan gaya hidup sehat.
Kenali Gejala-gejala penyakit jantung
Deteksi dini juga sangat diperlukan agar penyakit dapat ditangani sejak awal dan tidak berlanjut pada kondisi yang lebih parah.
Apabila ada keluhan nyeri dada kiri yang semakin memberat dengan aktivitas, mudah lelah.
Sesak nafas ketika aktivitas, kaki bengkak yang hilang timbul, atau memang telah diketahui pernah memiliki penyakit jantung sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan yang lengkap dan terapi yang tepat.