Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kebiasaan Menahan Buang Air Kecil Bisa Memicu Infeksi Saluran Kemih

Ketika terisi seperempat atau setengah kantung kemih akan mengirim sinyal ke otak lalu memberi perintah jika kantung kemih telah terisi

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kebiasaan Menahan Buang Air Kecil Bisa Memicu Infeksi Saluran Kemih
Bright Side/@Depositphotos
Ilustrasi menahan buang air kecil 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Siapa yang punya kebiasaan menahan buang air kecil? Nampaknya kebiasaan tersebut harus segera dihentikan.

Pasalnya, kebiasaan ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan. 

Menurut dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia, kebiasaan menahan pipis berkepanjangan dapat menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih.

Tubuh kita membuat urin dari ginjal.

Urin yang berasal dari ginjal akan turun dari kantung kemih melalui dua buah selang.

Baca juga: Kenali Bahaya dan Risiko Batu Ginjal, Cara Pengobatan dan Fakta tentang Mitos Minum Air Kelapa

Dua duanya bermuara di satu tempat namanya kantung kemih

Berita Rekomendasi

"Organ yang kandung kemih ini, dibuat tuhan luar biasa.

Punya garis batas. Kaya ngisi air di termos, ada batas penuhnya.

Kalau garis dilewatin luber.

Nah pada kandungan kemih ada," ungkapnya pada siaran Radio Sonora FM, dikutip, Minggu (21/11/2021).

Ketika terisi seperempat atau setengah kantung kemih akan mengirim sinyal ke otak.

Lalu memberi perintah jika kantung kemih telah terisi. 

Ilustrasi ginjal
Ilustrasi ginjal (ist)

"Kalau langsung otaknya nyuruh pipis akan ngompol di tempat.

Untuk mencegah hal itu, otak memberikan instruksi bahwa otot-otot di sekitar alat kemih itu kencangkan sehingga bisa menahan pipis selama yang kita mau," katanya lagi. 

Namun seiring berjalannya waktu, kantung kemih bisa makin penuh. Keinginan buang air kecil tambah menggebu-ngebu.

Kalau tidak dituruti, lama-kelamaan kantung kemih tambah besar. 

"Kalau tambah besar bisa pecah walaupun kasus ini sangatlah jarang," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas