Simpan Embrio Selama 6 Tahun di Morula IVF Surabaya, Pasutri ini Berhasil Memiliki Anak Kedua
Kehadiran teknologi bayi tabung atau In Vitro Fertilisation (IVF) menjadi salah satu alternatif bagi pasangan yang telah lama mencoba untuk hamil
TRIBUNNEWS.COM - Memiliki buah hati adalah salah satu impian terbesar bagi para pasangan yang telah menikah. Akan tetapi, ada kalanya terdapat beberapa hambatan untuk memenuhi impian tersebut, salah satunya adalah infertilitas.
Untuk menjawab tantangan yang ada, kehadiran teknologi bayi tabung atau In Vitro Fertilisation (IVF) menjadi salah satu alternatif bagi pasangan yang telah lama mencoba untuk hamil. Disertai dengan kemutakhiran teknologi terkini, metode bayi tabung pun mengalami perkembangan secara pesat.
Dalam rangka membantu para pasangan dalam menangani permasalahan infertilitas serta mewujudkan impian untuk menghasilkan keturunan, klinik bayi tabung Morula IVF Surabaya pun menghadirkan metode dan teknologi unggulan dalam program bayi tabungnya.
Metode FET wujudkan impian pasangan untuk miliki anak kedua
Salah satu metode terbaru dengan teknologi unggulan yang ditawarkan oleh Morula IVF Surabaya adalah Frozen Embryo Transfer (FET) atau transfer embrio beku.
Melalui metode ini, embrio akan melalui proses pembekuan sebelum dicairkan kembali saat akan ditanamkan ke dalam rahim.
Terkadang, beberapa orang ragu untuk memilih metode ini karena khawatir akan kualitas embrio yang disimpan. Namun, satu kisah dari pasangan suami istri asal Sumenep, Madura, Jawa Timur telah menunjukkan bahwa embrio yang telah disimpan enam tahun pun masih berada pada kondisi dan kualitas yang baik untuk dilakukan FET.
Pasutri asal Sumenep tersebut bernama Aisyah Fiyanti dan Rifki. Telah menikah selama 12 tahun, pasangan ini memulai proses bayi tabung pertamanya pada tahun 2015. Saat itu, usaha mereka untuk memiliki buah hati akhirnya berbuah manis dengan kehadiran anak laki-laki pertama pada tahun 2016, Achmad Rifansyah (Evan).
Sukses dengan proses IVF tersebut, pasutri ini kemudian melaksanakan metode FET pada tahun 2021 dari embrio yang telah disimpan sejak enam tahun lalu. Melalui proses transfer embrio beku di Morula IVF Surabaya, sang ibu berhasil hamil dan melahirkan anak kedua dengan sehat yang diberi nama Khadijah Adzkiya pada 11 November 2021.
Saking mengharukannya, kisah sukses pasangan ini sempat viral di media sosial.
Perjuangan panjang bersama Morula IVF Surabaya
Dokter Benediktus Arifin, salah satu dokter praktik di Morula IVF Surabaya sekaligus dokter Obgyn dari pasangan Aisyah Fiyanti dan Rifki, turut mengungkapkan kegembiraan atas keberhasilan Aisyah Fiyanti dan Rifki untuk memiliki anak.
Ia pun menjelaskan bagaimana mereka berjuang bersama pihak Morula IVF Surabaya sejak tahun 2015 sebelum kemudian menyimpan embrio selama enam tahun.
"Saya dan tim Morula IVF Surabaya sudah menangani mereka sejak 2015, saat bayi tabung mendapatkan 6 embrio. Kemudian, kehamilan anak pertama berhasil mendapatkan anak laki-laki yang lahir di tahun 2016. Saat itu mereka sudah menikah 6-7 tahun dan belum berhasil hamil. Sekarang, pasangan ini berhasil memiliki dua anak dari proses IVF dan FET,” ujar dokter yang akrab disapa Benny ini.
“Karena berasal dari embrio yang sudah dibekukan selama 6 tahun, kini baby Adzkiya menjadi case Embryo Freeze terlama di Morula Surabaya dan one of the "oldest" baby girl di Morula Surabaya tahun 2021,” jelasnya.
Sebagai dokter dari pasangan Aisyah Fiyanti dan Rifki, dokter Benny bersama tim Morula IVF Surabaya telah menyaksikan perjalanan panjang embrio dari kedua anak pasangan ini sejak tahun 2015. Sang kakak (laki-laki) lahir tahun 2016, sementara adiknya (perempuan) lahir menyusul 2021.
Dengan usaha yang membutuhkan waktu yang lama tersebut, pengalaman pasangan ini juga menjadi sesuatu yang berharga bagi tim Morula IVF Surabaya. Ia mengaku turut merasa terharu dan bersyukur atas keberhasilan program bayi tabung yang mereka lakukan.
"Bagi saya, momen ini merupakan pengalaman dan berita gembira. Tuhan memberikan lagi kesempatan kepada saya untuk menyaksikan kuasaNya yg luar biasa melalui pasangan ini. Ini juga sekaligus menjawab beragam pertanyaan dan keraguan tentang berapa lama embrio bisa disimpan, dan jawabannya; belum ada batasan waktu tertentu. Case terlama yang pernah ada itu selama 28 tahun, diberi nama Molly, dilakukan melalui Embryo donor di Amerika. Namun, donor embrio ini belum diperbolehkan di Indonesia," lanjut dokter Benny.
Dokter Benny pun berharap agar kisah keberhasilan pasutri bersama Morula IVF Surabaya ini dapat menjadi motivasi bagi semua pasangan dalam mewujudkan impian untuk mendapatkan buah hati.
"Semoga cerita ini menginspirasi dan membangkitkan semangat semua pasangan yang sedang merencanakan kehadiran buah hati, apalagi yang masih memiliki frozen embrio yang disimpan di Morula. Jangan putus asa, terus berdoa, berusaha dan tetap bersyukur," tutup dokter Benny.