Terapi Insulin Selamatkan dan Meningkatkan Kualitas Hidup Orang dengan Diabetes
Tahun ini, Indonesia menduduki peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia, naik dari peringkat ketujuh tahun lalu.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi seseorang yang harus hidup dengan diabetes atau biasa disebut diabetisi cukup sulit dibandingkan dengan yang memiliki gula darah normal.
Mereka dituntut lebih berhati-hati dan waspada dalam banyak hal, seperti pengaturan pola makan seperti membatasi karbohidrat dan gula-gula yang dikonsumsi.
"Untuk mengurangi, saya juga harus olahraga setiap hari, khususnya di pagi hari," kata NV yang ditemui Tribunnews.com belum lama ini.
Pekerja kantoran ini menceritakan bagaimana awalnya menderita penyakit ini.
Baca juga: Manfaat Pisang bagi Kesehatan: Dukung Kesehatan Jantung hingga Meningkatkan Sensitivitas Insulin
Awalnya, ia sering buang air kecil yang sering terjadi di malam hari, lalu gampang haus meskipun sudah minum.
"Saya juga sempat mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
Mengetahui adanya yang tidak normal, ia berkonsultasi ke dokter dan mendapat diagnosa positif terkena diabetes.
Baca juga: Lebih Efektif Mana Pengobatan Suntik Insulin atau Obat Minum? Begini Penjelasan Dokter
Begitu mengetahui dirinya menderita diabetes, seolah dunia runtuh.
Ia pun lantas memilih menjalani proses pengobatan rutin menggunakan terapi insulin agar bisa sembuh.
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) Atlas edisi ke-10, saat ini setidaknya 1 dari 10 orang atau sebanyak 537 juta orang di dunia hidup dengan diabetes.
Apabila tidak ada intervensi, angka ini diproyeksikan akan meningkat, mencapai 643 juta pada tahun 2030 dan 784 juta pada tahun 2045.
Diabetes melitus tipe-2 (DMT2) telah menyerang lebih dari 90% pasien di seluruh dunia.
Penyakit ini juga telah menyebabkan 6,7 juta kematian pada tahun 2021. Diperkirakan terdapat 1 orang meninggal setiap 5 detik akibat diabetes.