Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Cara Deteksi Kanker Paru-Paru Sejak Dini

Kanker paru adalah kanker berasal dari epitel bronkus yang terdapat pada saluran pernapasan namun berubah menjadi abnormal. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Cara Deteksi Kanker Paru-Paru Sejak Dini
Grid.ID
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kanker paru-paru adalah kanker yang terbanyak diidap oleh laki-laki ditingkat nasional. 

Namun tidak disangka, kanker paru-paru juga menjadi kanker nomor tiga yang diidap oleh perempuan. Yaitu setelah kanker payudara dan serviks.

Kanker paru adalah kanker berasal dari epitel bronkus yang terdapat pada saluran pernapasan namun berubah menjadi abnormal. 

Menurut Dokter Spesialis Paru, dr Sri Melati M Sp P (K) menyatakan kebanyakan pasien kanker yang ditemukan oleh medis telah dalam konsisi  parah.

Baca juga: Perempuan Berisiko Terkena Kanker Serviks, Bagaimana Meminimalisir Penularannya?

Di sisi lain, deteksi dini atau gejala kemungkinan paru-paru cukup sulit. Apa lagi jika pasien adalah pecandu rokok atau kerja di lapangan yang terpapar polutan. 

Sehingga keluhan seperti batuk, sesak atau nyeri dada dirasa sudah biasa karena memang berasal dari rokok atau asap jalanan.

Berita Rekomendasi

"Kemudian kanker paru ini mirip dengan penyakit paru lainnya. Sehingga sulit dideteksi dini. Hampir semua penyakit paru seperti, asma, TBC Paru kemudian Pneumonia punya gejala mirip," katanya pada kanal YouTube Halo Awal Bros, dikutip Tribunnews, Sabtu (1/1/2021). 

Ketika tiba di rumah sakit, biasanya pasien sudah berada di stadium berat atau sudah mengenai saluran pernapasan. Biasanya gejala yang dirasakan adalah merasa sesak nafas, dada terasa berat. 

Selain itu juga ditandai dengan batuk berdarah dan nyeri dada. Kemudian ditambah dengan keluhan lain seperti batuk-batuk yang tidak sembuh lebih tiga minggu. 

Namun, ada cara yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker paru. Terutama bagi mereka yang punya faktor risiko tinggi. 

"Kalau ada seseorang perokok, usia lebih 40 tahun, sebaiknya lakukan medical chek up. Lebih penting pemeriksaan foto rontgen, torax foto dada dan pemeriksaan laboratorium," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas