Kisah Pasien Covid-19 Berusia 76 tahun Mengalami Patah Tulang Panggul dan Dioperasi
Berikut kisah pasien Covid-19 berusia 76 tahun alami patah tulang panggul di Mayapada Hospital Surabaya.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mayapada Hospital Surabaya baru-baru ini kedatangan pasien wanita berusia 76 tahun terpeleset dan jatuh di rumah sehingga mengalami patah tulang panggul. Oleh keluarga, pasien kemudian dibawa ke salah satu rumah sakit di Surabaya untuk mendapatkan penanganan.
Pada lansia, kondisi kepadatan tulang sudah mengalami pengurangan jauh karena umur dan jika terjatuh atau terpleset, tidak jarang menyebabkan retak atau patah tulang panggul. Patah tulang panggul merupakan cedera yang serius dan bila tidak ditangani dengan cepat akan beresiko fatal yang menyebabkan kematian.
Fracture interthrocanter adalah patah tulang pada salah satu titik di bagian panggul. Penyebab paling umum dari fraktur ini memang adalah jatuh atau trauma. Fraktur ini memang banyak dialami oleh lansia dan lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan pria, serta adanya faktor risiko lain seperti osteoporosis.Pengobatannya pun harus dilakukan dengan tindakan operasi.
Melihat kondisi pasien dengan nyeri yang tak tertahankan, pasien dan keluarga memilih untuk segera dilakukan tindakan operasi. Namun karena pasien dalam kondisi positif Covid-19 dan rumah sakit tersebut tidak memiliki ruang operasi bertekanan negatif, akhirnya dirujuk ke Mayapada Hospital Surabaya yang memiliki kamar operasi bertekanan negatif.
Setelah dilakukan pemeriksaan dengan rontgen, pasien didagnosa interthrocanter femur dextra atau patah tulang panggul kanan dan kemudian oleh Dr. Reyner Valiant Tumbelaka M.Ked.Klin, Sp.OT dilakukan tindakan ORIF (Open Reduction Internal Fixation) Proximal Femur.
ORIF adalah tindakan operasi untuk memperbaiki tulang yang patah dan menstabilkan dengan bantuan alat seperti plat, sekrup, atau pin sehingga tulang dapat kembali ke posisi semula. Karena pasien tersebut positif Covid-19, makan tindakan operasi harus dilakukan di Kamar Operasi bertekanan negatif.
Kamar operasi bertekanan negatif adalah kamar operasi yang mengunci perputaran udara di ruangan tersebut supaya udara yang di dalam ruangan tidak terdistribusi ke area lain untuk mencegah kontaminasi dan penyebaran virus maupun bakteri yang keluar dari ruangan itu.
Sesuai dengan namanya, kamar operasi ini juga mempunyai tekanan udara yang negatif, yaitu tekanan udara yang berada dalam ruangan tersebut diatur lebih rendah dari luar ruangan, sehingga ketika pintunya terbuka, udara dari dalam ruangan tekanan negatif tidak dapat keluar menyebarkan infeksi. Sebaliknya, udara dari luar ruangan yang masih lebih bersih dapat masuk ke ruang tekanan negatif.
Udara yang sudah terkontaminasi di dalam ruangan bertekanan negatif akan disaring dan diproses terlebih dahulu melalui HEPA filter yang dapat menghilangkan 99.97% droplet nuklei, sebelum dikeluarkan ke udara bebas di luar rumah sakit.
Mayapada Hospital Surabaya mempunyai Kamar Operasi dengan Tekanan Negatif dengan alur yang terpisah sehingga aman bagi pasien yang membutuhkan tindakan operasi emergensi dan terencana, baik pasien infeksius maupun non-infeksius, terutama di saat pandemi sekarang ini.
Dr. Reyner Valiant Tumbelaka M.Ked.Klin, Sp.OT dari Mayapada Hospital Surabaya mengatakan, “Tidak ada alasan untuk penundaan penanganan dan pelayanan pasien patah tulang dalam situasi pandemi sekalipun. Dengan fasilitas yang dimiliki Mayapada Hospital Surabaya semua itu bisa dimungkinkan berjalan, tak perlu menunda ke dokter Orthopaedi untuk memeriksakan masalah kesehatan tulang Anda."