Lima Upaya Agar Pasien Gagal Ginjal Dapat Menjaga Kualitas Hidup
Kondisi pasien gagal ginjal dapat memengaruhi kualitas hidup mereka.Oleh karena itu, perlu berbagai upaya yang dilakukan pasien untuk bisa hidup secar
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kondisi pasien gagal ginjal dapat memengaruhi kualitas hidup mereka.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KCPDI) Tony Richard Samosir
"Karena gejala klinis umum, mudah lelah, mobilitas terbatas, nyeri, stress, gangguan mental dan sebagainya. Ini berdampak pada kehidupan, aktifitas sosial dan pekerjaan," ungkapnya pada webinar, Jumat (11/3/2022).
Dampak lainnya adalah pengeluaran biaya yang cukup besar.
Baca juga: Gangguan Ginjal Termasuk Penyakit Mematikan di Indonesia, Kemenkes Ajak Masyarakat Menceghnya
Baca juga: Hari Ginjal Internasional, BPJS Kesehatan Tingkatkan Kualitas Layanan Gagal Ginjal
Selain biaya pengobatan, pasien juga memerlukan transportasi yang besar karena harus rutin melakukan cuci darah di rumah sakit.
Belum lagi kejadian tidak terduga seperti harus dirawat di unit gawat darurat dan sebagainya. Tidak hanya itu, pasien juga mengalami perubahan gaya hidup. Rutinitas cuci darah akan memakan waktu dan tenaga cukup ekstra.
Ditambah lagi konsumsi obat seumur tanpa berhenti. Jangan lupakan pula pola diet yang ketat. Makan dan minum yang dibatasi. Oleh karena itu menurut Tony, perlu berbagai upaya yang dilakukan pasien untuk bisa hidup secara berkualitas.
Pertama, peran pasien dan keluarga jadi suatu penting. Keduanya perlu membangun komunikasi untuk membuat strategi demi meningkatkan kualitas hidup.
Kedua, membangun kekuatan mental. Ketika divonis harus cuci darah seumur hidup, tentu ada tekanan dan rasa stres. Hidup merasa tidak berguna dan ada perasaan sebentar lagi akan mati.
"Pasien harus ada upaya pengelolaan stres secara baik. Ini penting karena beban pikiran, pengelolaan stres buruk. Setiap pasien membangun kekuatan mental. Dibantu keluarga dan lingkungan.
Ketiga, memperkuat hubungan sosial belajar strategi khusus. Dengan memperoleh dukungan keluarga dan organisasi. Membangun kekuatan dengan saling dan berinteraksi satu sama lain.
Tujuannya agar tercipta dukungan positif antar pasien. Karena menurut Tony, yang mengerti kondisi pasien hanya dia sendiri.
Keempat, menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan. Pasien wajib membangun kesadaran pengetahuan. Misalnya trik diet dan modifikasi gaya hidup terbaru.
Serta mengerti mengindetifikasi dan mengatasi implikasi penyakit ginjal yang mungkin terjadi. Kelima, membangun rasa percaya diri dengan mendapatkan support sumber terpercaya.
"Atas keputusan yang diambil mendorong pasien untuk menyeimbangkan hal baik untuk mereka. Dan membicarakan apa pun masalah pasien dapat mencegah komplikasi yang akan datang ke depannya," pungkasnya.
--