Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Minyak Goreng Langka, Berikut Empat Alasan Kenapa Makanan Gorengan Perlu Dikurangi

Mahalnya minyak goreng dapat diakali dengan berkenalan pada makanan selain digoreng. Berikut empat alasan makanan digoreng perlu dikurangi.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Minyak Goreng Langka, Berikut Empat Alasan Kenapa Makanan Gorengan Perlu Dikurangi
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Pengunjung membeli minyak goreng kemasan di sebuah supermarket di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (18/3/2022). Stok minyak goreng di pasaran kini mulai kembali melimpah seiring dengan dicabutnya aturan harga eceran tertinggi (HET). Pemerintah mencabut HET minyak goreng sejak Rabu (16/3) menyusul adanya kelangkaan barang yang terjadi belakangan ini. Beberapa merk minyak goreng kemasan terkenal pun mulai memenuhi rak-rak supermarket. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com - Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini harga minyak goreng sedang melambung tinggi. Sempat langka dan sulit dicari, minyak goreng kini dapat ditemukan. Namun harganya malah meningkat.

Sulit mendapatkan minyak goreng, mungkin bisa diakali dengan berkenalan pada makanan selain digoreng. Hal ini disampaikan oleh dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia group.

Menurutnya, ada empat alasan kenapa makanan yang digoreng perlu dikurangi. Pertama, saat makanan digoreng maka asupan kalori pun meningkat.

Semisal, kentang saat dipanggang kalorinya hanya berkisar 93. Sedangkan kandungan lemaknya nol. Namun saat kentang digoreng, kalori naik menjadi 319. Lemaknya pun melonjak jadi 17 gram.

Baca juga: PDIP Respons Komentar Miring Terhadap Megawati Soal Minyak Goreng: Mereka Belum Belajar

Baca juga: Pemerintah Terbitkan Aturan Penyediaan Minyak Goreng untuk Usaha Mikro dan Kecil

"Kalau digoreng, kentang menyerap minyak. Minyak lah yang menjadi sumber kalori," ungkapnya pada kanal YouTube Sonora FM, dikutip Tribunnews, Senin (21/3/2022).

Kedua, makanan yang digoreng biasanya dengan suhu yang tinggi.

BERITA REKOMENDASI

Suhu yang dapat tinggi mengubah ikatan kimia di dalam minyak menjadi sebagan berubah trans fat.

Trans fat adalah lemak yang di dalamnya disusupkan secara paksa oleh proses kimia yang terhidrogenasi.

Adanya trans fat fungsinya agar lemak dapat tahan lama. Selain itu mempertahankan agar minyak tidak berbau dengan harga yang murah.

Baca juga: Bicara Soal Minyak Goreng, Kepala BIN Tekankan Pentingnya Pengawasan dan Penegakan Hukum

Baca juga: Pengganti Minyak Goreng yang Baik untuk Kesehatan, dari Minyak Zaitun hingga Minyak Jagung

"Bahayanya adalah dapat memicu penyumbatan pada jantung, stroke, diabetes, termasuk pemicu kegemukan. Selain itu juga memicu hipertensi dan jenis kanker," papar dr Santi.

Alasan ketiga adalah saat menggoreng, biasanya dilengkapi dengan tepung.


Dengan penambahan tepung ini, maka dapat menambah asupan kalori. Sehingga tepung dapat menyerap lebih banyak minyak.

Di sisi lain, tepung yang dikonsumsi akan diubah tubuh menjadi gula.

Jika dipanaskan akan menimbulkan reaksi. Kalau di dalam ada asam amino dapat menimbulkan zat kimia akrilamida.

"Di dalam beberapa studi, terutama pada hewan, bisa menimbulkan kanker. Studi lebih lanjut pada manusia masih panjang dan perdebatan."

"Apakah jenis akrilamida pada manusia bisa menyebabkan kanker masih dalam penelitian lebih lanjut," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas