Ini Manfaat Komsumsi Jeruk Sebelum Makan, Bukan untuk Turunkan Berat Badan
Masyarakat mengenal diet dengan cara meminum jeruk sebelum sarapan untuk menurunkan berat badan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat mengenal diet dengan cara meminum jeruk sebelum sarapan untuk menurunkan berat badan.
Benarkah cara itu bisa menurunkan berat bedan?
Simak penjelasan Ahli gizi dari Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM Dr Mirza HST Penggalih SGz MPH RD.
Mirza menegaskan meminum jeruk sebelum makan bukan untuk menurunkan berat badan.
Namun, untuk meningkatkan metabolisme agar makanan yang dimakan bisa segera digunakan untuk sumber energi dan bisa mendukung aktivitas.
“Itu fungsinya untuk meningkatkan metabolisme sehingga sarapan pagi kita bisa digunakan untuk sumber energi. Untuk membakar simpanan lemak satu-satunya cara adalah dengan olahraga diimbangi diet seimbang,” katanya.
Baca juga: 9 Jenis Buah yang Baik Dikonsumsi bagi Penderita Diabetes, Mulai Jeruk hinggga Delima
Diet yang baik bisa dilakukan dengan pengaturan pola makan yang baik dan benar melalui gizi seimbang.
Ia menjelaskan, diet adalah bagaimana seseorang memberi makanan sesuai dengan kebutuhannya.
Sesuai tentunya akan bermacam-macam, baik sesuai dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi) ataupun bisa jadi sesuai dengan seseorang yang memiliki kondisi tertentu misalnya mempunyai hipertensi atau diabetes.
“Jadi, diet itu tidak melulu identik dengan mengurangi atau membatasi makanan. Tapi tetap disesuaikan. Bisa jadi disesuaikan itu dilebihkan, misal dengan orang-orang yang mempunyai aktivitas fisik lebih banyak termasuk pada golongan atlet, disesuaikan dietnya justru dilebihkan. Itu makna diet sebenarnya seperti apa,” katanya.
Baca juga: 7 Makanan yang Dapat Mencegah Tekanan Darah Tinggi, Mulai Buah Jeruk hingga Brokoli
Di tengah masyarakat, diet identik dengan menurunkan berat badan dan dengan banyak cara.
Padahal prinsipnya adalah keseimbangan energi dan mengurangi apa yang dikonsumsi.
“Jadi keseimbangan energi adalah kalau kita mau menambah berat badan, yang masuk diperbanyak, yang keluar dikurangi. Namun, jika kita ingin menurunkan berat badan, yang masuk itu dikurangi, yang keluar ditambahkan. Kalau mau lebih banyak lagi yang keluar, ditambahkan dengan olahraga," katanya.
"Kita juga mengurangi apa yang kita konsumsi dengan standar AKG. Misal kita kebutuhannya di 2.000, maka berarti kita akan mengurangi makanan dari kebutuhan kita sehari, misal 1.800, 1.500, pengurangan ini tentunya harus dikonsultasikan. Jangan sampai menerapkan pola diet yang terlalu ketat,” lanjut dia.
Diet yang baik menurut Mirza adalah yang sesuai dengan panduan yang dianjurkan oleh Kementrian Kesehatan, yaitu dengan mengaplikasikan 'Isi Piringku Sekali Makan'.
Dalam panduan gizi seimbang ini harus ada sumber karbohidrat (nasi, kentang, roti, serta umbi-umbian), protein nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan), protein hewani (telur, ayam, daging, dan ikan), lemak yang sehat (alpukat, olive oil, omega 3, AHA dan DHA), vitamin, mineral serta aktivitas fisik seperti berolahraga yang harus terpenuhi.
Lalu mengenai porsi, jika karbohidrat bisa mengambil 3-4 porsi sehari tergantung keadaan masing-masing.
3-4 kali sehari dibagi menjadi masing-masing satu porsi makan pagi, siang dan malam.
Kelebihan 1 porsi karbohidrat bisa digunakan untuk memakan snack yang mengandung karbohidrat.
Mudahnya, satu centong nasi dihitung satu porsi.
“Pesan umumnya kan harus seimbang, tapi yang jadi seninya di bidang memenuhi makanan adalah berapa porsi yang harus diambil untuk masing-masing orang. Misalkan porsi saya dengan ibu hamil, dengan porsi lansia, anak-anak akan berbeda. Ini yang perlu kita ajarkan dan sesuaikan berdasarkan kebutuhan masing-masing golongan manusia tadi. Sudah ada pesan dasar gizi seimbang dan harus dipenuhi sumber-sumber makanannya,” katanya.