Dokter mata Yulia Primitasari: Glaukoma Si Pencuri Penglihatan.Seringkali Muncul Tanpa Gejala
Penyakit Glaukoma menjadi penyakit penyebab kebutaan kedua setelah katarak. Bedanya, jika katarak bisa disembuhkan melalui operasi, sementara glaukoma
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit Glaukoma menjadi penyakit penyebab kebutaan kedua setelah katarak. Bedanya, jika katarak bisa disembuhkan melalui operasi, sementara glaukoma tidak.
Jika terlambat penanganan Glaukoma bisa menyebabkan pasien mengalami kebutaan permanen.
Dokter mata Yulia Primitasari dr SpM(K) menyebut, glaukoma adalah si pencuri penglihatan. Seringkali penyakit ini muncul tanpa gejala dan tiba-tiba saja penglihatan hilang.
“Glaukoma itu kerusakan saraf penglihatan (saraf optik). Kerusakan saraf ini dapat menimbulkan penyempitan lapang pandangan hingga sampai menimbulkan lubang yang sangat kecil dan bisa berakhir di kebutaan,” ungkap Yulia Primitasari dalam Dokter TV episode Dokter Edukasi.
Adapun faktor resiko glaukoma, antara lain peningkatan tekanan bola mata. Jika tekanan bola mata normal berada di angka 10-21 mmH20, pada pasien glaukoma, bisa sampai 30mmH20.
Peningkatan tekanan ini, biasanya datang tidak serta merta. Melainkan butuh waktu bertahun-tahun.
“Karenanya seringkali gejalanya tidak dirasakan penderita. Dan biasanya, karena terlambat dideteksi, pupil optil sudah mengalami kerusakan sehingga lapang pandang terus menyempit,” tutur dia.
Deteksi dini penting untuk mencegah kehilangan penglihatan. Penyempitan pandangan ini dari tepi. Jadi seringkali tidak terasa.
Berawal dari tepi kemudian semakin sempit dan membentuk panel vision atau pandangan seperti lorong yang lama kelamaan menghilangkan kemampuan penglihatan.
“Jadi kalau lapang pandangan menyempit, penglihatan turun, maka dia sudah tidak bisa terang lagi. Walaupun sudah dilakukan tindakan,” paparnya.
Jenis Glaukoma
Glaukoma terbagi kedalam dua jenis yakni kronis dan akut. Glaukoma kronis biasanya tidak bisa dirasakan gejalanya bahkan sering tidak khas. Hanya timbul rasa penat atau tidak nyaman di mata.
“Yang dikhawatirkan, biasanya kalau diderita orang usia di atas 50 maka penglihatan kabur dianggap hal biasa bagi usia tua. Sehingga mereka enggan datang periksa sampai mengalami mata kabur parah,” tuturnya.