Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ketahui Kondisi Anak yang Tidak Disarankan untuk Berpuasa

Anak-anak masih dalam fase pertumbuhan fisik dan perkembangan otak sehingga perlu didukung asupan makanan.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ketahui Kondisi Anak yang Tidak Disarankan untuk Berpuasa
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ilustrasi ramadan. Anak-anak masih dalam fase pertumbuhan fisik dan perkembangan otak sehingga perlu didukung asupan makanan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak-anak masih dalam fase pertumbuhan fisik dan perkembangan otak.

Semua proses ini perlu didukung asupan makanan yang dikonsumsi anak sehari-hari.

Lantas apakah dengan berpuasa perkembangan fisik dan otak anak dapat terganggu?

Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Prof dr Darmayanti Rusli Sjarif Ph D Sp A(K) ada yang harus diperhatikan orangtua saat anak sedang belajar berpuasa.

Langkah awal yang dilakukan adalah melihat kondisi fisik anak.

Jika tubuh anak terlalu kurus, maka disarankan untuk melakukan pengecekan ke dokter.

Berita Rekomendasi

"Dicek ke dokter, kalau memang gizi kurang, maka tidak boleh. Asupan makanan yang dibutuhkan belum cukup. Jadi tidak boleh puasa dulu," ungkapnya dalam siaran langsung Instagram IDAI, Senin (4/4/2022).

Baca juga: Jadwal Imsakiyah Besok, Selasa 5 April 2022 untuk Kota Surabaya, Beserta Bacaan Niat Puasa Ramadan

Kalau pun sudah diwajibkan untuk berpuasa, anak tetap harus diingatkan untuk mengonsumsi makanan yang cukup.

Karena saat berpuasa, setelah beberapa jam usai sahur tubuh mengambil cadangan lemak dalam tubuh sebagai energi.

Kalau tidak ada cadangan, maka dapat memengaruhi fisik dan kondisi otak anak.

Bila sudah diukur dan menurut dokter diperbolehkan untuk puasa, maka dr Darmayanti menganjurkan orangtua untuk mengarahkan anak sahur menjelang fajar.

Baca juga: Apakah Menghirup Inhaler Membatalkan Puasa? Berikut Penjelasannya


Serta menyegerakan waktu berbuka.

"Kalau jam 12 belum kuat, dibilang ke mama gak masalah. Itu belajar. Kadang gak enak badan itu harus bilang juga. Itu yang musti dijelaskan. Fase belajar, status gizi harus beres dulu," kata dr Darmayanti.

Apa lagi jika anak memiliki gizi yang kurang atau mendekati gizi buruk.

Maka mencukupi gizi dan nutrisi anak adalah pekerjaan utama bagi orangtua.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas