Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Medical Check Up, Solusi Terbaik Pahami Kondisi Tubuh Tak Kunjung Membaik Pasca Sembuh Covid-19

Medical Check Up dapat membantu untuk merencanakan metode penanganan dan pengobatan yang tepat sebelum suatu penyakit berkembang

zoom-in Medical Check Up, Solusi Terbaik Pahami Kondisi Tubuh Tak Kunjung Membaik Pasca Sembuh Covid-19
ISTIMEWA
Ilustrasi Medical Check Up (Istimewa) 

TRIBUNNEWS.COM - Dua tahun sejak penyebaran Covid-19 masuk ke Indonesia, mungkin saja Anda yang pernah terinfeksi virus tersebut telah mengalami perubahan tertentu pada kondisi tubuh Anda. Bahkan, perubahan tersebut mungkin terjadi tanpa Anda sadari.

Untuk dapat mengetahui dan mengenali kembali kondisi tubuh Anda pasca infeksi Covid-19, Anda dapat melakukan Medical Check Up atau pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

Salah satu tujuan dari Medical Check Up adalah mendeteksi suatu penyakit atau gangguan kesehatan sejak dini. Lebih lanjut, Medical Check Up juga dapat membantu untuk merencanakan metode penanganan dan pengobatan yang tepat sebelum suatu penyakit berkembang dan menyebabkan komplikasi.

Pada umumnya, Medical Check Up disarankan untuk dilakukan rutin setiap tahun, terutama sejak Anda menginjak usia 20 tahun. Sedangkan bagi pasien yang memiliki kondisi khusus, misalnya sedang mengonsumsi obat, Medical Check Up  dapat dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter.

Mengenal ciri-ciri komplikasi dan gejala Long Covid

Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap perubahan kondisi tubuh pasca Covid-19 masih sangatlah rendah. Karena itu, tak jarang para penyintas Covid-19 cenderung tidak menyadari perubahan pada kondisi tubuhnya.

Terlebih lagi, tak sedikit masyarakat yang menganggap bahwa melakukan Medical Check Up pasca terinfeksi Covid-19 hanya membuang uang dan waktu. Padahal, mengenali dan memantau kondisi kesehatan secara berkala sangatlah penting, terutama bagi Anda yang pernah terinfeksi Covid-19.

Berita Rekomendasi

Pasalnya, perubahan pada kondisi tubuh pasca terinfeksi Covid-19 dapat menimbulkan komplikasi dan gejala Long Covid yang sangat perlu diwaspadai. Menurut penelitian, terdapat beberapa pasien tanpa gejala yang justru mengalami komplikasi setelah dinyatakan negatif dari virus tersebut.

Long Covid adalah kondisi di mana seorang penyintas Covid-19 masih merasakan gejala penyakit tersebut dalam jangka waktu yang lama. Beberapa gejala Long Covid yang umum dialami adalah kelelahan, sesak napas, nyeri dada, “brain fog”, dan jantung terasa berdebar-debar. Kondisi ini bisa menetap selama 4-5 minggu, bahkan sampai beberapa bulan.

Menurut dr. Eric Daniel Tenda, Sp.PD, FINASIM, DIC, Ph.D, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Mayapada Hospital Jakarta Selatan & Ketua Tim Penyusun Konsensus Nasional Diagnosis dan Tatalaksana Long Covid PERPARI – PAPDI, terdapat kelompok pasien yang rentan mengalami Long Covid.

“Long Covid juga rentan dialami kelompok pasien tertentu. Wanita dengan kelompok lanjut usia di atas 50 tahun serta orang-orang dengan indeks massa tubuh tinggi atau kegemukan memiliki risiko tinggi mengalami Long Covid. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis dan melakukan pemeriksaan lanjutan terutama jika pasien memiliki faktor risiko seperti hipertensi, penyakit jantung, paru, atau gangguan darah,” ujar dr. Eric.

Penelitian juga menunjukkan bahwa virus Covid-19 dapat menyebabkan kondisi inflamasi dan peradangan pada jantung yang dapat bermanifestasi menjadi myocarditis (radang otot jantung) ataupun pericarditis (radang pada selaput pembungkus otot jantung).

Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah Mayapada Hospital Tangerang, dr. Herenda Medishita, Sp.JP, FIHA mengatakan bahwa pasien dengan komorbid jantung berisiko lebih tinggi terkena komplikasi Covid-19.  Meski begitu, bukan berarti mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sepenuhnya bebas dari risiko komplikasi penurunan fungsi jantung.

“Seseorang dengan komorbid jantung berisiko lebih tinggi terkena komplikasi Covid-19 atau bahkan mengalami perburukan lebih cepat karena rusaknya endotelium (lapisan dalam pembuluh darah) hingga mengakibatkan serangan jantung akut. Namun, virus ini juga dapat menyebabkan komplikasi penurunan fungsi jantung dan gangguan pembekuan darah bahkan pada mereka yang tidak memiliki penyakit jantung. Sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setelah sembuh dari Covid-19,” ungkap dr. Herenda Medishita.

Lebih lanjut, sejumlah riset membuktikan bahwa satu dari tiga penyintas Covid-19 terdiagnosis gangguan saraf dalam kurun waktu 6 bulan. Kasus stroke, demensia, dan gangguan saraf lainnya jarang terjadi, namun masih signifikan, terutama bagi mereka yang mengalami Covid-19 parah.

Selain itu, mantan pasien Covid-19 juga berisiko terkena brain fog atau kabut otak. Kondisi ini merupakan gejala yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari meski setelah sembuh dari infeksi Covid-19, karena dapat menyebabkan gangguan pada daya konsentrasi seseorang.

Brain Fog atau kabut otak adalah kondisi di mana seseorang merasa sulit untuk berkonsentrasi dan tidak bisa fokus ketika memikirkan suatu hal. Brain fog bisa menjadi salah satu manifestasi gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari setelah sembuh dari infeksi Covid-19. Segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis agar keluhan dapat tertangani dengan baik,” tutur dr. Agus Yudawijaya, Sp.S, MSi. Med, Dokter Spesialis Saraf Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

Penurunan fungsi paru akibat infeksi Covid-19 pun merupakan hal yang sering terjadi dan bahkan dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Kondisi ini dapat memicu komplikasi lainnya, seperti pneumonia yang dapat menyebabkan kematian.

Karena itulah, pemeriksaan radiologi seperti CT scan paru perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi paru-paru pasca Anda sembuh dari infeksi Covid-19.

“Pemeriksaan radiologi seperti CT scan paru dapat dilakukan setelah sembuh dari Covid-19 untuk mengevaluasi kondisi paru-paru dan mendeteksi lebih dini untuk terjadinya komplikasi.  Pemeriksaan Low Dose CT Scan merupakan pemeriksaan CT scan dengan dosis radiasi lebih minimal dan non-invasif yang dapat memberikan gambaran 3D paru-paru dan lebih detail dibandingkan dengan rontgen thorax konvensional,” jelas dr. Irmi Syafa’ah, Sp.P (K), Dokter Spesialis Paru Mayapada Hospital Surabaya.

Lakukan deteksi sedini mungkin dengan layanan medical check up dari Mayapada Hospital

Mengingat pentingnya bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini atas berbagai risiko gangguan kesehatan dan komplikasi dari berbagai macam penyakit, termasuk Covid-19, Mayapada Hospital menyediakan layanan Medical Check Up dengan pemeriksaan komprehensif dan didukung dengan dokter multispesialisasi.

Tak hanya itu, Mayapada Hospital turut menghadirkan layanan Post Covid Recovery & Rehabilitation Center bagi penyintas Covid-19 yang masih mempunyai keluhan menetap setelah sembuh dari Covid-19, mulai dari pemeriksaan jantung, paru, saraf, ginjal dan organ lainnya.

Saatnya lakukan deteksi sedini mungkin untuk menghindari risiko penyakit serius dan komplikasi.  Jangan tunda melakukan tindakan apabila ada gejala yang dirasakan oleh Anda ataupun orang di sekitar Anda.

Bila Anda memiliki pertanyaan, Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter di Mayapada Hospital dengan mengklik link berikut: https://mayapadahospital.com/askdoctor, dapatkan juga voucher diskon untuk medical check up!

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas