Amankah Bawa Bekal Makanan dengan Wadah Plastik Saat Mudik? Begini Penjelasan Dokter
Perjalanan jauh membuat sebagian pemudik menyiapkan bekal makanan buka puasa dalam wadah plastik.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjalanan jauh membuat sebagian pemudik menyiapkan bekal makanan buka puasa dalam wadah plastik. Namun bolehkah dari segi kesehatan?
Menurut dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia group, menyebut jika jenis wadah plastik boleh digunakan asal sesuai makanan yang ditaruh di dalamnya.
"Contoh setiap kemasan plastik kalau dilihat bagian luar selalu ada anak panah segitiga. Di luar ada angkanya. Biasanya berkisar dari 1-7. Angka ini adalah tanda jenis plastik yang digunakan untuk apa," paparnya pada kanal YouTube Sonora FM, Jumat (29/4/2022).
Baca juga: Momen Mudik Harus Dijaga Demi Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Selain itu angka pada plastik juga memberitahukan apakah plastik bisa dipakai ulang atau tidak. Plastik boleh untuk suhu makanan panas, berminyak dan seterusnya.
Selama pemakaian wadah plastik disesuaikan dengan angka tadi, maka tidak masalah. Untuk amannya, bisa dikonsultasikan pada dokter. Namun wadah yang paling aman adalah yang berasal dari kebun alam.
"Contoh zaman dulu pakai daun pisang, jati, bambu, itu aman. Terus kalau bawa sop, opor kan gak bisa? Nah, pakailah kontainer atau wadah yang terbuat dari beling atau kaca," kata dr Santi menambahkan.
Bisa juga memilih wadah yang terbuat dari stainless atau terbuat dari keramik. Atau kalau memang hanya punya wadah plastik, usahakan jangan mengisi bawaan yang panas, berminyak dan asam.
Lalu kalau bisa jangan digunakan untuk konsumsi berulang kalau memang tidak bisa difungsikan untuk itu. Misalnya botol minum kemasan. Hal ini cukup berbahaya jika digunakan berkali-kali.
"Susahnya ditambah air hangat. Karena bisa melarutkan bahan kimia dalam kemasan. Sehingga bisa membahayakan tubuh kita. Nyatanya pemakaian plastik tidak berbahaya hanya lewat mulut dalam artian makan saja," papar dr Santi.
Tapi juga lewat kulit, karena plastik dalam perjalanan sampai hancur bisa pecah-pecah, atau terkena matahari. Pecahan ini menghasilkan serpihan yang disebut mikro plastik.
Kalau masuk dalam tubuh manusia, sejauh ini belum ada penelitian yang menjelaskan secara spesifik dampaknya. Tapi terhadap hewan, mikro plastik dapat memperburuk bagi kesehatan.