Tanggapan Ahli soal Ditemukannya Adenovirus di Beberapa Vaksin Covid-19
Beberapa waktu ini, penyakit Hepatitis akut misterius menyerang anak-anak di sejumlah negara.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Daryono
TRIBUNEWS.COM - Beberapa waktu ini, penyakit Hepatitis akut misterius menyerang anak-anak di sejumlah negara.
Kasus yang ditemukan di Inggris ini kini telah masuk ke Indonesia.
Namun, hingga saat ini, Hepatitis akut misterius ini masih diinvestigasi penyebabnya.
Mengutip Kompas.com, Dr dr Budiman Bela, SpMK (K) yang merupakan spesialis mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengatakan adenovirus dan SARS-CoV-2 dicurigai sebagai penyebab Hepatitis akut.
Baca juga: 9 Gejala Hepatitis Misterius pada Anak yang Harus Diperhatikan Orang Tua
Baca juga: Peneliti Jepang Temukan Dugaan Korelasi Antara Varian Omicron dan Kasus Hepatitis Akut Pada Anak
"Adenovirus tipe 41 diperkirakan sebagai salah satu pemicu hepatitis akut berat yang tidak diketahui penyebabnya,"
Namun, dari hasil pemeriksaan Budiman bersama timnya, belum ditemukan Adenovirus tipe 41 pada sampel hepatitis akut.
"Tidak ditemukan adenovirus tipe 41. Kami memperkirakan, bisa saja karena hanya melakukan pengambilan sampel plasma, bukan whole blood,"
Ditambahkan olehnya, karena pasien dalam hal ini adalah anak-anak yang sudah meninggal dunia, hanya sampel plasma yang dapat diperiksa.
"Seperti yang sempat saya katakan, adenovirus 41 lebih banyak ditemukan pada sampel darah lengkap atau whole blood," sambungnya.
Baca juga: 21 Kasus Diduga Hepatitis Akut Ditemukan di Jakarta, Ada 5 Pasien Meninggal Dunia di 3 Provinsi
Ia juga menegaskan, tidak ada hubungan adenovirus dengan vaksin Covid-19.
"Sebagian besar anak yang terkena hepatitis belum menerima vaksin Covid-19," terangnya.
Anak yang terjangkit penyakit ini juga belum memenuhi syarat sebagai penerima vaksin, yakni di bawah lima tahun.
Lanjutnya, adenovirus 41 yang dikaitkan dengan sebagian besar kasus juga berbeda dari vektor adenovirus yang digunakan dalam vaksi Covid-19.
"Vaksin seperti Johnson and Johnson menggunakan basis adenovirus 26, dan vaksin Astra Zeneca berbasis ChAdOx1,"