Kiat Memilih Trampolin untuk Kebutuhan Mainan Anak-anak
Anak-anak yang menggunakan trampolin di fasilitas umum lebih mungkin mengalami cedera serius dibandingkan mereka yang menggunakan trampolin di rumah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Trampolin merupakan salah satu jenis mainan yang sangat menyenangkan bagi anak-anak, namun di balik itu ada kekhawatiran tentang potensi cedera yang dapat ditimbulkannya.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Pencegahan Cedera British Medical Journal telah menemukan, cedera trampolin berada di balik setengah dari seluruh total penerimaan pasien di rumah sakit darurat Inggris diantara usia di bawah 14 tahun.
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang menggunakan trampolin di fasilitas umum lebih mungkin mengalami cedera serius dan memerlukan perawatan di rumah sakit, dibandingkan mereka yang menggunakan trampolin di rumah.
Kendati demikian, para peneliti ini telah menyerukan kepada publik untuk meningkatkan kesadaran yang lebih besar tentang potensi bahaya secara keseluruhan.
Dikutip dari laman www.chroniclelive.com, Senin (20/6/2022), Royal Society for the Prevention of Accidents (RoSPA) mengatakan bahwa cedera pada bagian kepala dan leher adalah yang paling serius terkait dengan insiden jatuh dari trampolin.
Sedangkan cedera yang paling umum disebabkan oleh pendaratan yang kaku, termasuk keseleo atau patah tulang pada pergelangan tangan, lengan bawah, siku dan tulang selangka.
Untuk membantu para orang tua dalam menjaga anak-anak mereka, badan amal tersebut pun memberikan panduan berisi sederet hal yang perlu diingat untuk penggunaan trampolin di rumah maupun taman.
Baca juga: Sejarah Pasar Gembrong Jakarta Timur, Pasar Grosir Mainan Anak yang Alami Kebakaran
Ada pula tips tentang apa yang harus dipertimbangkan para orang tua saat membeli trampolin dan di mana harus meletakkan alat ini. Berikut beberapa hal yang harus diperhatiman sebelum membeli trampolin, meliputi:
1. Bantalan pengaman
Pilih model trampolin yang memiliki bantalan pengaman, dan periksa apakah bantalan tersebut menutupi pegas, pengait maupun rangka. Warna bantalan pun harus kontras dengan bingkainya.
2. Jaring pengaman
Pertimbangkan model trampolin yang memiliki jaring pengaman sebagai bagian dari desain, atau beli perlengkapan ini pada saat anda membeli trampolin.
Baca juga: Kisah Pedagang Mainan Rela Dibayar Pakai Durian: Saya Lihat Betapa Hebatnya Pengorbanan Seorang Ayah
Jaring pengaman yang anda pilih harus bisa menjaga anak agar tidak terkena komponen kaku seperti pegas atau rangka dan harus mampu menahan posisi anak saat memantul dari trampolin.
3. Memenuhi standar Eropa
Trampolin baru harus memenuhi Standar Eropa EN71-14:2014 'Keamanan mainan Trampolin untuk penggunaan rumah tangga'.
Lalu di mana anda harus meletakkan trampolin?
Idealnya, letakkan trampolin di atas tanah yang menyerap energi, seperti halaman rumput yang lembut dan kenyal, atau serpihan kulit kayu, pasir, atau bahan bantalan lainnya.
Jika anda tidak memiliki jaring pengaman, maka carilah zona aman seluas 2,5 meter di atas tanah, jauh dari mainan, benda seperti tali jemuran, tiang, bingkai kaca dan benda keras lainnya, serta pepohonan.
Jangan satu kali pun menempatkan trampolin pada permukaan keras seperti beton, aspal maupun lumpur padat tanpa adanya pengaman.
Bagaimana cara memeriksa dan menjaga trampolin agar tetap aman?
1. Pastikan trampolin diikat sebelum digunakan.
2. Anda juga harus memastikan untuk memeriksa bantalan, jaring dan pegas tetap pada posisinya, serta bagian logam tetap tertutup.
3. Pada hari-hari yang berangin dan selama musim dingin, hal yang terbaik adalah mengemas trampolin dan tidak menggunakannya untuk bermain.
4. Beberapa trampolin memiliki komponen tangga, maka jika memungkinkan, lepaskan tangga itu untuk membatasi akses dari anak-anak yang lebih kecil, saat trampolin tidak digunakan.
Lalu bagaimana aturan menggunakan trampolin yang benar? Bermain menggunakan trampolin bisa dilakukan secara bergiliran atau satu per satu.
Karena 60 persen kasus cedera terjadi saat lebih dari satu orang berada di atas trampolin. Orang dengan berat badan yang ringan atau kurus, 5 kali lebih mungkin berisiko terluka atau mengalami cedera.
Baca juga: Gara-gara Takut Divaksin, Bocah SD di Indramayu Pasang Gembok Mainan di Kancing Baju Seragamnya
Jangan biarkan anak melakukan atraksi jungkir balik atau gerakan rumit yang berisiko, kecuali jika ia terlatih dan sangat terampil.
Anda juga tidak boleh membiarkan anak keluar dari trampolin dengan cara memantul, karena gerakan pendaratannya berpotensi salah posisi dan membuatnya cedera.
Trampolin pun tidak cocok untuk digunakan oleh anak di bawah usia 6 tahun dan semua anak harus diawasi saat berada di atas alat ini.
Jangan pernah membiarkan siapapun yang sedang mabuk alkohol menggunakan trampolin bersama anak-anak.
Karena saat keduanya terluka ketika terpental bersamaan, maka potensi anak mengalami cedera yang lebih parah akan lebih besar.