Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penelitian SEANUTS II: Anak Stunting dan Anemia Masih Banyak, Anak Perlu Rutin Aktivitas Fisik

Hasil penelitian SEANUTS II menemukan fakta bahwa anak penderita stunting dan anemia di Indonesia masih banyak.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dodi Esvandi
zoom-in Penelitian SEANUTS II: Anak Stunting dan Anemia Masih Banyak, Anak Perlu Rutin Aktivitas Fisik
freepik
Penelitian terbaru yang merupakan penelitian kedua yang dilakukan oleh South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS II), ditemukan fakta bahwa anak penderita stunting dan anemia di Indonesia masih banyak. 

Peneliti SEANUTS II, Listya Tresnanti Mirtha mengingatkan bahwa selain olahraga, aktivitas fisik penting agar anak tetap sehat dan bugar.

Baca juga: Pentingnya Edukasi Seputar Nutrisi Bagi Orangtua Guna Cegah Stunting pada Anak

"Kalau kita di Indonesia biasanya hanya mengenal istilah olahraga. Bahwa sebetulnya yang harus dipahami adalah tiga yaitu aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga. Ketiganya ini bertujuan untuk mencapai titik kesehatan dan titik kebugaran," kata Listya.

"Seseorang yang sehat itu belum tentu bugar. Tapi seseorang yang bugar sudah pasti sehat. Dan bugarlah yang bisa membantu untuk mengoptimalkan tumbuh kembang," imbuhnya.

Dia menjabarkan aktivitas fisik cardio, seperti berlari juga dapat memengaruhi massa otot anak-anak.

Oleh sebab itu, selain gizi, aktivitas fisik anak juga harus terpenuhi sesuai rekomendasi.

"Karena bagaimana pun cardio itu adalah komponen terpenting. Jadi dia akan memberikan suplai oksigen kemana-mana dulu, akan memperbaiki metabolisme dulu, sehingga ketika dia melihat aktivitas yang kaitannya dengan otot dia jauh lebih optimal," jelas Tata.

"Jadi, kalau cardio-nya bagus biasanya untuk yang kaitannya dengan otot ini juga bagus. Namun tidak sebaliknya," tambahnya.

Baca juga: Targetkan Angka Stunting 14 Persen, BKKBN Kerahkan 200 Ribu Tim Pendamping Keluarga

Berita Rekomendasi

Temuan lain dari penelitian SEANUTS II ini bahwa sebagian besar anak-anak juga tidak memenuhi kebutuhan rata-rata asupan kalsium dan Vitamin D.

Hasil pengecekan biokimia darah juga menunjukkan adanya ketidakcukupan Vitamin D pada sebagian besar anak.

"Kami harapkan data temuan yang dihasilkan SEANUTS II dapat menjadi acuan tenaga medis, pemerintah, bahkan orang tua untuk menanggulangi masalah malnutrisi di Indonesia," kata Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) selaku peneliti utama SEANUTS II dan Guru Besar Fakultas Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UI.

"Studi ini menunjukkan bahwa permasalahan stunted atau perawakan pendek, anemia, asupan makanan, aktivitas fisik anak dan kebugaran jasmani terkait kesehatan, perlu mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas