Fase Bipolar dan Gejala pada Mental Health: Mania, Hipomania, Depresi, Episode Campuran
Fase Bipolar dan gejala dalam mental health: Mania, Hipomania, Depresi, Episode Campuran sebabkan perubahan suasana hati ekstrem.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
Penderita bipolar fase mania menjadi mudah marah, dan terjadi peningkatan agresivitas.
Beberapa orang mendapati diri mereka berkelahi atau menyerang ketika orang lain tidak setuju dengan mereka.
Selama fase mania, penderita mungkin memulai beberapa aktivitas dan percaya dapat menyelesaikan semuanya.
Semua energi dan suasana hati yang meningkat ini bisa melelahkan fisiknya.
Hal ini tidak hanya berdampak pada seseorang dengan gangguan bipolar, tetapi juga pada keluarga, teman, dan rekan kerja di sekitar mereka.
Baca juga: Fakta dan Mitos Seputar Mental Health, Bisakah Anak-anak Alami Masalah Kesehatan Mental?
2. Hipomania
Mania dan hipomania adalah dua fase berbeda dari gangguan bipolar dengan gejala yang sama.
Namun, fase hipomania kurang intens dibandingkan fase mania.
Dengan kata lain, orang-orang dalam fase hipomania mungkin mengalami gejala energi tinggi dan euforia yang sama, tetapi mereka masih dapat bekerja dan melanjutkan kehidupan sehari-hari tanpa gangguan besar.
Perbedaan lainnya termasuk:
- Mania dapat berlangsung setidaknya 7 hari berturut-turut, sedangkan hipomania setidaknya 4 hari berturut-turut.
- Episode manik mungkin memerlukan rawat inap, sedangkan episode hipomanik tidak.
- Mania dapat menyebabkan masalah besar di rumah dan di tempat kerja, sementara hipomania tidak menyebabkan banyak masalah dengan fungsi sehari-hari.
- Mania dapat memicu psikosis (ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari tidak nyata), sedangkan hipomania tidak.