Berikut Komponen Penting ASI yang Tidak Ditemukan pada Susu Formula
Badan Kesehatan Dunia atau WHO sendiri telah memberikan rekomendasi jika ASI harus diberikan pada bayi secara ekslusif hingga usia 6 bulan
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Air susu ibu atau ASI punya peranan penting bagi bayi.
Karena ada komponen ASI yang tidak ditemukan pada susu formula.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO sendiri telah memberikan rekomendasi jika ASI harus diberikan pada bayi secara ekslusif hingga usia 6 bulan.
Setelah enam bulan, bayi baru boleh mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI). Dan usia memasuki usia satu tahun, anak boleh mengikuti pola makan keluarga.
Karenanya, Dokter Spesialis Laktasi dr Jeanne Roos Tikoalu mengingatkan untuk lebih mengutamakan ASI dari pada susu formula.
Baca juga: Ada Kandungan Krimer dan Gula, Ini Bahayanya Kental Manis Saat Dijadikan Pengganti Susu Formula
"Jadi, sering kali timbul pikiran pakai formula saja gampang. Bahkan pada saat pemberian ASI, sering kali timbul masalah,"ungkapnya dalam acara Mothercare 17th Anniversary & Modern Parent 2nd Anniversary, di Pullman Hotel Central Park Jakarta, Senin (1/8/2022).
ASI punya beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh susu formula. Mungkin susu formula dilengkapi kandungan lemak, vitamin daninefal. Tapi tidak ada yang bisa menambahkan antibodi.
"Hal yang tidak ada dalam susu formula adalah faktor imunnya. Lemak, vitamin dan mineral semua ada di susu formula. Tapi yang tidak bisa ditambahkan adalah antibodi," kata dr Jeanne menambahkan.
ASI menurut Jeanne mempunyai peranan penting, tidak hanya pemberian makan. Tapi juga sebagai membangun proteksi untuk anak.
Lalu hal lain yang tidak didapatkan dari susu formula adalah bonding ibu dan anak. Pemberian susu formula sebenarnya bisa saja membangun bonding dengan orang yang memberikan.
Tetapi dampaknya akan jauh lebih berbeda jika memberikan ASI secara langsung. Karena selama menyusui, terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi. Hal ini dapat mempererat ikatan yang intens.
Untuk itu kelancaran ibu memberikan ASI pad sang buah hati, maka diperlukan support system bagi keluarga terdekat. Khususnya pada suami.
"Dukungan itu terlihat sepele padahal sangat besar dampaknya," kata dr Jeanne menambahkan.
Di sisi lain, support system bisa didapatkan dari tenaga kesehatan. Nakes berkomitmen agar ibu bisa mendapatkan support untuk menyusui.
"Ada juga kelompok lain seperti pengajian, arisan. Sedangkan support system lainnya seperti pengadaan fasilitas menyusui di ruang publik," tutup dr Jeanne