ICIFPRH 2022: Permasalahan Stunting hingga Pelecehan Seksual Perlu upaya Lintas Sektor
International Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH) 2022 membahas masalah stunting dan pelecehan seksual.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - International Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH) kembali digelar di tahun 2022.
ICIFPRH adalah forum internasional yang membahas berbagai permasalahan isu keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di Indonesia.
Tema resmi untuk ICIFPRH di tahun 2022 adalah Accelerating the Promise of 3 Zeros in Indonesia.
3 Zero ini terdiri dari pertama, zero unmet need for family planning, atau menghentikan tidak terpenuhinya kebutuhan KB.
Kedua, zero preventable maternal deaths, yaitu menghentikan angka kematian ibu.
Lalu ketiga zero gender-based violence and harmful practices, menghentikan kekerasan berbasis gender dan praktik berbahaya terhadap perempuan dan anak perempuan.
Tema 3 zeros sendiri merupakan tiga tujuan yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia.
Ketua Pusat Kesehatan Reproduksi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof dr Siswanto Agus Wilopo dan panitia ICIFPRH, Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, M.Sc, ScD pun menyampaikan situasi permasalahan yang berkaitan erat dengan tema ICIFPRH 2022 ini.
Indonesia sendiri masih punya banyak target terkait angka kematian ibu.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tercatat masih tinggi, 305 per 100,000 kelahiran hidup (SUPAS, 2015).
Jauh dari target penurunan yang ditetapkan di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yaitu sebanyak 183 per 100,000 kelahiran hidup di tahun 2024.
Di sisi lain, pandemi Covid-19 berdampak besar kepada pelayanan kontrasepsi. Akibatnya banyak yang takut pergi ke tempat layanan kesehatan.
Diduga pandemi berkontribusi kepada semakin tingginya angka putus pakai KB karena akses ke layanan dan komoditi yang terhambat.
"Kita juga mendengar soal stunting, pelecehan seksual, dan isu-isu lainnya. Jika kita ingin sukses memperjuangkannya, maka kita perlu bicara tentang upaya lintas sektor," ungkapnya dalam rangkaian acara ICIFPRH 2022 di Yogyakarta, Selasa (23/8/2022).
Tidak sampai di sana, survey Pengalaman Hidup Perempuan (SPHPN, 2021) mengungkapkan bahwa 1 dari 4 perempuan usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan selama hidupnya.
Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan (CATAHU) tahun 2020, menunjukkan jika peningkatan kasus kekerasan kepada perempuan dan anak dilaporkan meningkat sebanyak 8 kali lipat.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed, Sp.OG (K), Ph.D pun mengatakan jika UGM sedang menekan angka kasus kekerasan seksual di ranah pendidikan.
Kampusnya pun kini telah menerapkan zero tolerance terhadap kasus kekerasan seksual di tanah pendidikan, dan hal ini menjadi concern dari tema 3 Zero di ICIFPRH tahun 2022.
Lebih lanjut, acara ini diikuti oleh ratusan peserta dan ada 120 artikel serta 286 makalah peserta ICIFPRH 2022 yang akan dipresentasikan dalam sesi-sesi paralel ICIFPRH 2022 selama tiga hari penyelenggaraan.
Dalam kerangka yang lebih besar, konferensi ini bertujuan untuk mendiskusikan upayapaya untuk pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Terutama dalam hal menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan dan menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat.
Lalu menjaga kualitas lingkungan hidup, serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Melalui ICIFPRH tahun 2022 diharapakan dapat meningkatkan akses dan layanan terhadap kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif.
Serta pemenuhan akses kepada keluarga berencana di Indonesia.