Penjelasan Pakar Epidemiologi Soal Kemungkinan Gejala Cacar Monyet Bisa Fatal hingga Mematikan
Apakah gejala yang ditimbulkan ditimbulkan dari Monkeypox berdampak fatal hingga sebabkan Kematian?
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wabah monkeypox atau cacar monyet memunculkan pertanyaan bagi setiap orang.
Apakah gejala yang ditimbulkan ditimbulkan dari monkeypox berdampak fatal hingga sebabkan kematian?
Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman pun memberikan tanggapannya. Melihat kefatalan dari monkeypox sifatnya tidaklah sama.
Badan organisasi kesehatan atau WHO sendiri telah menamai Clade I dan Clade II. Menurut Dicky, Clade 1 terhitung ganas dan berada di Kongo. Sedangkan Clade II relatif tidak begitu ganas.
Tapi claide II ini kata Dicky sudah beranak dua yaitu menjadi Claide 2.A dan Claide 2.B. Dan yang mendominasi saat ini adalah Clade 2.B, dengan angka reprodusi 1,26 persen.
Padahal, Monkeypox kata Dicky merupakan jenis virus DNA yang lebih stabil dengan ikatannya. Sehingga mutasi jauh lebih lambat.
Kemunculan mutasi ini, kata Dicky mengindikasikan jika sudah ada penyebaran. Walaupin baru ditemukan di dunia, maka Monkeypox ini bisa disebut sebagai fenomen gunung es.
"Rasanya tidak sesuai teori, kok (penyebaran) lambat tapi sudah bermutasi. Sedangkan untuk angka kematiannya yang saat ini menyebar di dunia, memang di bawah 3 persen, atau sering di bawah 1 persen," kata Dicky.
Secara global, angka kematian juga masih di bawa 1 persen.
Tapi kata Dicky, bukan berarti keadaan ini tidak parah. Menurutnya masyarakat tetap harus mewaspadai. Jangan sampai penyebaran masuk pada populasi umum.
Monkeypox kata Dicky bisa menyerang siapa pun. Baik dari segi usia, jenis kelamin dan orientasi seksual.
Lalu, pada ibu hamil dan anak, penyakit ini cukup berisiko tinggi. Bahkan bisa mengalami kematian. Terutama kalau sampai menulari kelompok komorbid.
Baca juga: Update Kasus Cacar Monyet: Infeksi Global Turun 21 Persen, Monkeypox Telah Terdeteksi di 99 Negara
"Ini yang membuat angka kematian akan berbeda sangat signifikan ketika masuk populasi umum. Saat ini masih di bawah 1 persen untuk angka kematian. Beberapa kematian diduga keras karena infeksi terutama dengan HIV," papar Dicky lagi.
Ia pun mengatakan kalau angka kematian saat ini belum terlalu mengkhawatirkan.
Namun, Monkeypox yang menjadi epidemi di Afrika harus jadi pembelajaran. Kalau sudah masuk ke populasi, kematian bisa terus terjadi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.