Tidak Perlu Diet, Anak Obesitas Ternyata Bisa Disunat Tanpa Diet
Khitan C-Plus di wilayah Bekasi, Jawa Barat merupakan klinik untuk sunat bagi anak yang mengalami obesitas. Jadi anak yang kegemukan tidak perlu diet.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sunat atau khitan merupakan tradisi yang biasa dilakukan anak laki-laki di Indonesia, terutama pada kalangan masyarakat muslim.
Nah, selain dianggap sebagai tradisi, ilmu medis mengakui bahwa sunat dapat menjaga kebersihan dan kesehatan alat reproduksi laki-laki, serta mencegah munculnya berbagai infeksi maupun penyakit.
Kendati demikian, meskipun sunat telah menjadi tindakan yang umum dilakukan, ada beberapa kondisi yang tentunya menjadi faktor penyebab 'mengapa anak sulit untuk disunat'.
Satu di antaranya adalah karena mengalami kegemukan (obesitas).
Saat ini ternyata banyak anak dengan kondisi ini yang memiliki penis pendek atau tenggelam dalam lemak perut.
Hal ini menyebabkan beberapa dokter maupun klinik sunat terpaksa menunda proses khitan hingga anak tersebut turun berat badannya.
Namun bagi anak-anak, diet merupakan hal yang sulit dilakukan.
Oleh karena itu, saat ini muncul pula klinik untuk sunat bagi anak yang mengalami obesitas bernama 'Khitan C-Plus, khususnya di wilayah Bekasi, Jawa Barat.
Layanan ini menawarkan solusi bagi anak gemuk dengan kondisi yang sulit untuk disunat.
Baca juga: Komnas KIPI: Semua Vaksin Covid-19 Masih Teruji Aman
Direktur Utama Khitan C-Plus, Dheasita Permata mengklaim bahwa klinik ini telah menjadi salah satu klinik rujukan terbaik bagi klinik lainnya yang tidak mampu menangani tindakan sunat gemuk.
"Kami berupaya menerapkan teknik sunat yang minim sakit dan cepat sembuh dengan hasil yang baik, bersama tenaga medis yang berpengalaman dengan segala tingkat kesulitan. Jadi, semua bisa disunat di Khitan C-Plus," kata Dheasita, dalam keterangannya, Rabu (14/9/2022).
Ia pun menjelaskan bahwa dirinya pernah bertemu dengan orang tua yang memiliki anak dengan kondisi obesitas.
Mereka mengaku kesulitan menemukan layanan yang mampu melakukan tindakan sunat terhadap anak mereka.