Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Merokok Bukan Satu-satunya Penyebab Kanker Paru-paru, Ketahui Pencegahannya 

Kanker Paru-Paru di Indonesia saat ini menduduki nomor tiga paling banyak diderita dari seluruh kanker. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Merokok Bukan Satu-satunya Penyebab Kanker Paru-paru, Ketahui Pencegahannya 
Alighahary
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibunda Gading Marten, Farida Sabtijastuti, meninggal dunia pada Sabtu (1/3/2022).

Sebelum meninggal, ia diketahui memiliki riwayat sakit kanker kanker paru-paru. 

Kanker Paru-Paru memang salah satu jenis penyakit yang ditakuti. Kanker Paru-Paru di Indonesia saat ini menduduki nomor tiga paling banyak diderita dari seluruh kanker. 

Baca juga: Kenali Terapi Sistemik Imunoterapi dalam Pengobatan Kanker Paru

Namun, kanker paru-paru menjadi penyebab kematian nomor satu dari seluruh kanker di Indonesia dan di dunia.

Lantas apa yang menjadi penyebab munculnya kanker paru-paru secara umum?

Menurut spesialis paru dan kedokteran respirasi, Dr.Andika Chandra Putra,Ph.D,Sp.P(K-Onk) menyebutkan ada beberapa faktor penyebab kanker Paru-Paru. 

Berita Rekomendasi

Di antaranya seperti merokok, paparan polusi dan zat polutan lain seperti asbes, radon dan sebagainya.

Untuk penyebab di atas bisa dimodifikasi atau melakukan pencegahan.

"Untuk menghindari risiko kanker Paru-Paru, berhenti merokok. Lalu hindari paparan polusi udara dan zat karsinogenik lainnya," ungkap dr Andhika pada Tribunnews, Selasa (4/10/2022). 

Namun, menurut dr Andhika ada faktor lain yang dapat memunculkan terjadinya kanker Paru-Paru. Yaitu faktor genetik atau keturunan. Dan faktor ini tidak bisa diubah atau dimodifikasi. 

Okeh karena itu, upaya pencegahan sangat dianjurkan bagi kelompok berisiko. Khususnya pada perokok berat dan orang yang memiliki riwayat kanker Paru-Paru di dalam keluarga.

"Pencegahannya sangat dianjurkan skrining dengan CT scan dada dengan dosis rendah pada pasien dengan resiko tinggi. Seperti laki-laki berusia diatas 40 tahun, perokok, dan mempunyai riwayat kanker pada keluarga," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas