Katarak dan Hernia Berdampak pada Produktivitas Mobilitas dan Mental Pasiennya
Tahun 2020, sekitar 35 juta penduduk Indonesia terganggu penglihatannya dan 3,7 juta di antaranya buta.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menurut International Agency for the Prevention of Blindness, Indonesia merupakan negara ketiga tertinggi di dunia yang penduduknya terganggu penglihatannya.
Tahun 2020, sekitar 35 juta penduduk Indonesia terganggu penglihatannya dan 3,7 juta di antaranya buta.
"Sekitar 80 persen kebutaan disebabkan oleh katarak," kata CEO Primaya Hospital, Leona A. Karnali di sela-sela penyelenggaraan bakti sosial operasi katarak dan hernia di Banten belum lama ini.
Terkait hernia, Leona mengatakan, ini salah satu gangguan kesehatan yakni adanya celah atau ruang di jaringan kuat yang menahan otot pada tempatnya, dan dapat menyebabkan rasa yang tidak nyaman karena nyeri.
"Baik hernia dan katarak dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup seseorang, dan mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan seperti produktifitas, mobilitas dan mental," katanya.
Primaya Hospital, kata Leona berkomitmen untuk selalu memperhatikan kebutuhan kesehatan masyarakat dengan menyediakan layanan kesehatan yang komprehensif dan mengadakan kegiatan yang mendukung kesehatan masyarakat.
Baca juga: 346 Penderita Katarak di Lombok Timur Dapat Bantuan Operasi Gratis dari Donasi Pembaca Harian Kompas
"Dukungan yang kami berikan pada kegiatan bakti sosial ini, masyarakat Indonesia khususnya warga Banten yang menjadi peserta kembali sehat dan dapat menjalani hidup dengan penuh semangat,” katanya.
Bakti sosial operasi katarak dan hernia gratis ini dilakukan dengan memberikan pelayanan kepada 190 orang peserta operasi katarak dan hernia.
Kegiatan bakti sosial ini merupakan sebuah kolaborasi antara Primaya Hospital dengan Pemprov Banten, Persatuan Jaksa Indonesia, KEJATI Banten, Persatuan Jaksa Indonesia, IAD WIL Banten, dan Himpunan Bersatu Teguh.