Kepuasan Urusan Ranjang Masih Tabu Dibicarakan Pasutri, Studi Sebut 1 dari 3 Wanita Palsukan Orgasme
Padahal, keenganan membahas topik kepuasan seksual berpotensi mengurangi intimasi dan kualitas romantisme pasangan suami istri.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rasa tabu dan malu pada pasangan suami istri saat membicarakan topik seksual kerap ditemui di kalangan masyarakat Indonesia.
Padahal, keenganan membahas topik kepuasan seksual berpotensi mengurangi intimasi dan kualitas romantisme pasangan suami istri atau pasutri.
Bahkan dapat memicu ketidakharmonisan dalam hubungan. Hal inilah yang menjadi pokok bahasan pada peluncuran studi The Pleasure Gap Study 2022 oleh produk kontrasepsi modern dari Reckitt Indonesia, Durex.
Studi ini didasari temuan awal Durex mengenai kesenjangan kepuasan seksual yang kerap dialami oleh pasangan.
Tidak jarang, pasangan menganggap hal ini sepele dan membiarkannya berlarut-larut.
Padahal, kedua belah pihak tentu berharap mendapatkan kepuasan yang setara saat berhubungan seksual. Diskusi terkait seks menjadi sangat penting.
Baca juga: Ketahui Informasi Hoaks Seputar Edukasi Seksual Menurut Dokter Boyke
Mengingat preferensi dan ekspektasi yang unik dari masing-masing orang agar hubungan seksual tidak hanya menyenangkan bagi salah satu pihak saja.
Dalam studi ini ditemukan adanya kesenjangan kepuasan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan.
Meskipun sebanyak 96 persen mayoritas responden menyetujui bahwa kepuasan yang sama di ranjang adalah hal penting. Nyatanya 1 dari 3 perempuan pernah memalsukan orgasme saat berhubungan dengan pasangannya.
Selain itu, 89 persen pasangan menginginkan sesi foreplay yang lebih lama karena dapat membantu mereka mendapatkan kepuasan yang lebih baik.
Terungkap juga bahwa wanita lebih menginginkan sesi foreplay yang lebih lama yaitu sebanyak 92 persen. Angka ini lebih banyak jika dibandingkan dengan pria yaitu 86 persen.
Lalu 93 persen perempuan mengekspresikan bahwa mereka ingin lebih banyak bereksplorasi di kamar tidur dengan pasangannya.
Penggunaan kondom juga menjadi salah satu aspek menarik dari studi ini.
Sebanyak 75 persen perempuan merasa lebih aman ketika menggunakan kondom sehingga mereka dapat lebih menikmati aktivitas romantis dan mencapai kepuasan.
Namun hanya 25 persen pria yang ingin menggunakan kondom secara rutin setiap kali berhubungan seksual dengan pasangan.
Penggunaan kondom yang bervariasi dari segi ketebalan, bentuk, dan tekstur diyakini oleh 84 persen responden dapat membantu mereka meraih pengalaman seksual yang berbeda.
Tapi masih ada responden (17persen) yang ragu memakai kondom karena dapat menghalangi kepuasan.
Hal ini semakin menegaskan bahwa masih banyak pasangan yang enggan mendiskusikan preferensi dan keinginan mereka sehingga munculah kesenjangan kepuasan.
Menurut dokter kandungan dr. Sandy Prasetyo, Sp.OG, adanya kesenjangan kepuasan dalam sebuah hubungan juga disebabkan oleh pendidikan seks di Indonesia yang masih sangat minim.
Sehingga timbul kurangnya keterbukaan pasangan dalam mengomunikasikan preferensi dan keinginannya terkait aktivitas seksual bersama.
Padahal, transparansi selama hubungan seksual juga menentukan faktor kesehatan dan keamanan saat melakukannya.
"Pasangan juga perlu terbuka tentang histori kegiatan seksual yang pernah dilakukan oleh pasangan, melakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara rutin, serta memilih kontrasepsi yang nyaman digunakan bersama, misalnya kondom," ungkapnya di Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Senada dengan pandangan dr Sandy, psikolog klinis Inez Kristanti, M.Psi menyarankan untuk setiap pasangan bisa berdiskusi mengenai hubungan seksualnya secara sehat.
Lalu menumbuhkan rasa saling menghargai, saling percaya, dan saling memahami. Hubungan seksual pun menjadi lebih berkualitas.
Penting pula untuk memunculkan rasa puas setara karena menurunkan level stres dan rasa cemas, sekaligus meningkatkan sexual confidence antara pasangan.
"Ketika ada equal respect, maka lebih mudah memunculkan equal pleasure, dan inilah yang membantu menjembatani kesenjangan kepuasan tersebut," papar Inez.
Berangkat dari temuan ini, Durex meluncurkan kampanye #ComeTogether untuk menyuarakan pentingnya kepuasan yang setara bagi para pasangan di Indonesia.
Mengajak pasangan menghilangkan batas tabu dan malu agar dapat berkomunikasi dan meraih kepuasan yang setara.
Marketing Director Reckitt Indonesia, Rahul Bibhuti, mengungkapkan semua orang berhak atas pengalaman seksual yang sehat, terproteksi, dan menyenangkan.
Pihaknya mengajak untuk saling menghargai dan terbuka dalam mengomunikasikan preferensi dan keinginan terkait aspek seksual dan kesehatan reproduksi.
Sehingga dapat menjembatani kesenjangan kepuasan. Kampanye #ComeTogether ini adalah bentuk komitmen Durex dalam membantu pasangan memiliki kehidupan percintaan yang lebih sehat dan harmonis.