Lansia Dianjurkan Berolahraga, Bisa Tingkatkan Kualitas Hidup dan Bikin Hati yang Lebih Bahagia
Selama berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood, dan membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak anggapan yang menyebut jika orang yang sudah lanjut tidak disarankan berolahraga karena takut bakal alami cedera.
Nyatanya, kaum lanjut usia justru sangat disarankan untuk berolahraga rutin.
Hal ini disampaik oleh dokter spesialis kedokteran olahraga yang berpraktik di Sport Medicine, Injury & Recovery Center RS Pondok Indah, dr Antonius Andi Kurniawan SpKO.
Tak hanya bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, lansia yang melakukan olahraga secara rutin juga dapat merasakan manfaat lain, yakni kualitas hidup lebih baik dan hati yang lebih bahagia.
"Meski usia sudah lanjut, olahraga rutin dan aktivitas fisik ada baiknya tidak ditinggalkan. Kurang bergerak atau jarang berolahraga dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan pada orang yang berusia lanjut," ungkap dr Andy pada keterangan resmi, Minggu (10/10/2022).
Baca juga: Tak Hanya Lansia, Mereka yang Muda Bisa Kena Alzheimer, Ini Faktor Risikonya
Misalnya, nyeri sendi dan otot, tekanan darah tinggi, pikun ataudemensia, hingga diabetes.
Selama berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood, dan membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks.
Hormon ini dapat mengurangi rasa sakit dan memberikan energi positif, yang berujung pada hati lebih bahagia.
Selain membuat hati lebih bahagia, lansia yang rutin berolahraga juga dapat merasakan berbagai manfaat pada kesehatan tubuh.
Misalnya, memperkuat otot dan sendi, melancarkan peredaran darah serta membantu mengendalikan penyakit komorbid yang sudah diderita seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, hiperlipidemia, hipertensi.
Lalu, rutin berolahraga pada lansia dapat mmperlambat keparahan sindrom geriatri.
Menjaga kesehatan dan fungsi otak sekaligus menurunkan risiko gangguan pada otak, seperti demensia serta mengurangi stres dan risiko gangguan mental, seperti depresi dan membantu mencegah obesitas ," tutupnya.