Apa Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Gagal Ginjal pada Umumnya? Berikut Penyebab Gagal Ginjal Akut
Simak inilah perbedaan gagal ginjal akut dan gagal ginjal pada umumnya, gejala muncul sebenarnya sama yakni jumlah air kencing yang menurun drastis.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Gagal Ginjal pada umumnya.
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menemukan 152 kasus gangguan ginjal akut pada anak-anak di Indonesia.
Dalam sesi bincang di YouTube IDAI TV, Senin (17/10/2022), dokter spesialis anak dr Henny Andriani, SpA(K) menjelaskan tentang perbedaan gagal ginjal akut misterius dengan gangguan ginjal pada umumnya.
Ada tiga hal yang membedakan gagal ginjal akut misterius pada anak dengan gangguan ginjal pada umumnya.
"Pertama, perjalanan penyakitnya cepat. Kedua, terjadinya gangguan ginjal itu mendadak," kata dr Henny.
"Selanjutnya yang ketiga adalah perburukan gejala cepat," lanjutnya.
Hal ini yang membuat tenaga kesehatan terutama dokter di bidang ginjal menjadikan gangguan ginjal ini menjadi tidak biasa.
Kemudian, dr Henny menyampaikan gejala awal yang bisa ditindaklanjuti oleh orangtua untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan.
Pertama, sebelum produksi buang air kecil anak menurun, akan ada tanda seperti demam dan diare.
Kedua, diare dan demam dan terkadang disertai gangguan nafas misalnya batuk pilek, tapi tetap sebagian besar itu demam dan diare.
Baru setelahnya frekuensi air seni yang berkurang dan perbedaan warnanya.
Baca juga: Ratusan Anak Indonesia Terpapar Gagal Ginjal Misterius, HNW Minta KemenPPPA Ambil Tanggung Jawab
"Jika orangtua mencurigai anak mengalami gejala tersebut, segera ditindaklanjuti oleh tenaga kesehatan di rumah sakit,"pungkasnya.
Sebelumnya, untuk gejala yang dimunculkan oleh gagal ginjal akut misterius, sebenarnya sama dengan gangguan ginjal akut umumnya yakni selalu dimulai dari jumlah air kencingnya yang menurun drastis.
"Jadi kalau misalnya produksi urine turun, itu berarti fungsi ginjal turun dan rusak sampai 50 persen. Tubuh anak mulai tampak bengkak, napas cepat dan dalam, gangguan elektrolit, kejang karena tekanan darah tinggi. ditambah kadar natrium yang turun drastis," ungkapnya.