Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak di Indonesia Mayoritas Dialami Usia 1 - 5 Tahun
Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak paling banyak terjadi pada anak berusia 1-5 tahun sebanyak 173 kasus.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak paling banyak terjadi pada anak berusia 1-5 tahun sebanyak 173 kasus.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril menyebut, berdasarkan data per 31 Oktober 2022 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia sebanyak 304.
Baca juga: Kemenkes: Obat Sirup Dihentikan, Angka Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak Menurun
Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak tersebut tersebar di 27 provinsi dengan jumlah kematian mencapai 159 kasus atau 52 persen dari kasus yang ada.
"Sampai dengan tanggal 31 Oktober jumlah kasus kita ada 304 dan yang masih dirawat seluruh Indonesia sebanyak 46 kasus dan meninggal 159 kasus 51 persen dan 99 kasus sembuh," kata Syahril dalam konferensi pers, Selasa (1/11/2022).
Sementara, 46 kasus terjadi pada usia kurang 1 tahun.
Kemudian, 6 - 10 tahun dan 11 - 18 tahun.
Baca juga: Update 31 Oktober: 304 Kasus Gangguan Ginjal Akut di Indonesia Tersebar di 27 Provinsi
Sementara dari 129 kematian terbanyak pada kelompok umur 1 - 5 tahun yaitu sebanyak 106 anak.
Lalu, dibawah 1 tahun sebanyak 21 anak dan seterusnya 23 orang pada usia 6 - 10 dan ada 9 anak pada 11-18 tahun.
"Presentase pasien laki-laki dan perempuan disebut Syahril, hampir sama, dimana pasien laki-laki adalah 59 persen, sementara perempuan 41 persen," ujar Syahril dalam konferensi pers, Selasa (1/11/2022).
Kasus terbanyak tercatat di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Banten, dan Bali.
Baca juga: Usut Kasus Gagal Ginjal Akut, Polri Akan Telusuri Suplier Bahan Baku Obat-obatan PT Afi Pharma
Kemenkes terus mendatangkan ratusan vial obat Antidotum (penawar) Fomepizole injeksi dari Singapura, Australia, Kanada, dan Jepang.
“Sebanyak 146 vial sudah disebarkan ke 17 rumah sakit di 11 provinsi, sementara 100 vial disimpans ebagai stok di instalasi farmasi pusat” jelas Jubir Syahril.
Rumah Sakit yang sudah mendapatkan distribusi Fomepizole yaitu
RSUD Zainoel Abidin Aceh; RSUP Prof Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Bali; RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta; RSAB Harapan Kita, RSUP Fatmawati, dan RSCM Jakarta; RSUP Hasan Sadikin.
Kemudian RSUD Dr. Hafiz dan RSU Hermina Mekarsari, Jawa Barat; RSUD Bangli dan RSUD Dr. Saiful Anwar, Jawa Timur; RSUD Dr. Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat; RSUD Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah; RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Sulawesi Selatan; RSUP Dr. M Djamil, Sumatera Barat; RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Sumatera Selatan; dan RSUP H. Adam Malik, Sumatera Utara.
Syahril menekankan bahwa dukungan seluruh pihak juga sangat menentukan keberhasilan penanganan GGAPA di Indonesia.
“Diharapkan semua pihak untuk dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk menyelamatkan nyawa anak Indonesia sebagai prioritas utama. Tujuan kita adalah demi kesehatan masa depan anak anak kita,” kata plt dirut RSPI Sulianti Suroso ini.