Nyeri Neuropati Kronis Bisa Picu Depresi pada Penderitanya
Orang dengan diabetes umumnya juga mengalami neuropati diabetik berupa kerusakan saraf tepi.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Selain itu, dapat mengurangi kualitas hidup, contohnya gangguan neuropati diabetik yang dapat membuat penderita tidak menyadari bila ada luka pada tubuhnya.
"Orang dengan diabetes harus teratur melakukan konsultasi atau kontrol ke dokter, patuh pada rekomendasi penanganan yang diberikan oleh dokter dan melakukan deteksi dini risiko penyakit penyerta,” tuturnya.
Dokter Spesialis Saraf, DR. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes,Sp.S menjelaskan, rasa kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi panas atau terbakar di tangan dan kaki merupakan gejala umum dari neuropati yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien.Kerusakan saraf dapat bersifat irreversible jika lebih dari 50 persen serabut saraf telah rusak.
Baca juga: Menkes: Kurangi Konsumsi Gula,13 Persen Orang Indonesia Terkena Diabetes
Untuk itu, deteksi dan penanganan sedini mungkin sangat penting dilakukan.Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi vitamin B neurotropik yang telah terbukti efektif menurunkan gejala neuropati diabetik sebesar 66% berdasarkan Studi Klinis 2018 Nenoin.
Berdasarkan Studi Klinis 2018 Nenoin, mengonsumsi satu tablet berisi vitamin B1 (100mg), B6 (100mg) dan B12 (5000mg) selain dapat mengurangi gejala neuropati secara efektif, juga terbukti aman digunakan dalam jangka panjang oleh orang dengan diabetes.
Brand Director Personal Healthcare P&G Health Indonesia, Anie Rachmayani mengatakan, kampanye Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan terdiri dari berbagai kegiatan seperti seminar, pelaksanaan Neuropathy Check Point di 8 titik di Jakarta & sekitarnya, dan edukasi awam melalui media sosial dan peluncuran Neurometer, aplikasi penilaian risiko neuropati pertama di Indonesia,