Riset Ilmiah Berperan dalam Upaya Pembangunan Kesehatan di Indonesia
Upaya menangani isu kesehatan hilir harus dibarengi dengan upaya menangani hulunya, salah satunya melalui publikasi riset ilmiah
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani
![Riset Ilmiah Berperan dalam Upaya Pembangunan Kesehatan di Indonesia](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/risetilmiah.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyebutkan bahwa angka prevalensi stunting mengalami penurunan menjadi 24,4 persen.
Prevalensi wasting mengalami sedikit penurunan menjadi 7,1%.
Baca juga: MBKM Kemendikbudristek Dorong Perguruan Tinggi Lakukan Riset Multi Disiplin Ilmu
Namun demikian, permasalahan malnutrisi dan kesehatan masih menjadi fokus pemerintah mengingat 27 provinsi di Indonesia memiliki masalah gizi kategori akut kronis.
Masalah kekurangan gizi bukan hanya berpengaruh pada kesehatan, tetapi juga memicu tantangan bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) nasional, mengingat dampak jangka panjang masalah gizi akan berpengaruh buruk pada kualitas hidup dan produktivitas masyarakat.
Upaya menangani isu kesehatan hilir harus dibarengi dengan upaya menangani hulunya, salah satunya melalui publikasi riset ilmiah yang dapat menjadi sumber informasi, pengetahuan baru, serta menjadi rujukan bagi peneliti lain sehingga dapat menciptakan berbagai inovasi.
Implikasi riset ilmiah dapat dimanfaatkan bagi institusi kesehatan, institusi pendidikan, industri, maupun asosiasi dalam mendukung upaya pemerintah mencapai cakupan kesehatan universal dimana masyarakat dapat hidup lebih produktif secara sosial dan ekonomi.
Baca juga: Riset: Industri Asuransi dan Fintech Kesulitan Mengakses Data yang Komprehensif
Presiden Indonesian Nutrition Association dan peneliti gizi klinik, Dr dr Luciana B Sutanto MS SpGK menyampaikan, saat ini pemerintah sedang menggiatkan program transformasi kesehatan untuk pembangunan kesehatan di Indonesia.
"Pada praktiknya program tersebut memerlukan kontribusi riset ilmiah agar transformasi dapat berjalan efisien dan optimal. Seperti dalam survei yang dilakukan Danone Indonesia berkolaborasi dengan para pakar multidisiplin mengenai perspektif karyawan tentang praktik menyusui di tempat kerja," katanya, Kamis (17/11/2022).
![Ilustrasi penelitian](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-riset.jpg)
"Temuan ini memberikan rekomendasi bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan terkait penyediaan fasilitas laktasi bagi perusahaan dan menjadi acuan manajemen perusahaan dalam mendukung karyawannya dalam program laktasi di tempat kerja,” katanya.
Medical & Scientific Affairs Director Danone SN Indonesia, Dr dr Ray Wagiu Basrowi MKK mengatakan, saat ini terjadi kesenjangan antara penelitian dan pemanfataan hasil riset untuk masyarakat masih lebar.
"Padahal riset ilmiah terkait kesehatan umumnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang dapat merespon cepat kebutuhan masyarakat, memberikan solusi inovatif dan aplikatif untuk kemajuan kesehatan masyarakat," katanya.
Hingga 2022, departemen Medical & Science Affairs Danone SN Indonesia tercatat telah melakukan 75 publikasi ilmiah terkait bagaimana nutrisi dapat mengubah kehidupan terutama bagi ibu dan anak melalui 8 pilar inisiatif, yaitu: Penyakit terkait Malnutrisi, Anemia, Prematur, Stunting, Alergi & Imunitas, Kesehatan Pencernaan, Healthy Aging, dan Laktasi.
Sejumlah 7 riset ilmiah dan 17 publikasi di bidang stunting, malnutrisi, dan anemia, 3 riset ilmiah dan 6 publikasi di bidang kesehatan saluran cerna, 3 riset ilmiah dan 8 publikasi di bidang alergi dan imunitas, 1 riset ilmiah dan 5 publikasi di bidang ibu hamil khususnya bidang operasi sesar, 2 riset ilmiah paralel dan 5 publikasi terkait dukungan laktasi di tempat kerja, 2 riset ilmiah dan 3 publikasi di bidang prematur, serta 2 kajian literatur dan 7 publikasi di bidang healthy aging.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.