Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Dari 12.500 Anak dengan HIV, Baru 7800 yang Lakukan Pengobatan, Begini Tanggapan Prof Zubairi

Data dari 2010 hingga September 2022, total ada sekitar 12.500-an anak dengan usia di bawah 14 tahun yang diketahui berstatus HIV.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Daryono
zoom-in Dari 12.500 Anak dengan HIV, Baru 7800 yang Lakukan Pengobatan, Begini Tanggapan Prof Zubairi
SURYA/SURYA/PUR
Anggota komunitas Jaringan Lintas Isu (JATI) membawa poster saat berunjukrasa memperingati Hari AIDS Sedunia di depan Balai Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (1/12/2022). Mereka menuntut pemerintah lebih aktif dalam penurunan angka penularan HIV/AIDS serta turut dalam menangani anak yang terlahir dengan HIV/AIDS. SURYA/PURWANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data dari 2010 hingga September 2022, total ada sekitar 12.500-an anak dengan usia di bawah 14 tahun yang diketahui berstatus HIV.

Namun baru sekitar sekitar 7800-an anak yang mulai melakukan pengobatan.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi, MPHM.

Terkait hal ini, Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi dari PB IDI, Prof dr Zubairi Djoerban pun memberikan tanggapan.

Pertama, tidak semua hasil tes HIV diambil dan dilihat kembali.

"Pengalaman banyak tempat ibu hamil mau pun penelitian saya. Tidak semua yang tes mengambil hasil," ungkapnya pada Tribunnews di Jakarta, Sabtu (3/12/2022).

Baca juga: Prof Zubairi Djoerban: Sunat pada Pria Terbukti Dapat Mencegah Penularan HIV/AIDS

BERITA REKOMENDASI

Kedua, mereka mengambil hasil tes dan dinyatakan positif, tidak semua mendatangi layanan pengobatan

"Dari hasil penelitian saya memang terbukti sistim navigator atau pun relawan pendamping, itu memang jadi penting," ungkapnya lagi.

Ketiga, setelah sampai di layanan pengobatan, masalah berikutnya karena bosan dan lain hal.

Oleh karena itu, perlu ada sistim jangan sampai putus obat.

Edukasi yang berkelanjutan tetap diperlukan.

"Pengobatan jangan putus obat. Kalau putus obat sekian lama, obat lama tidak lagi mempan, jadi naik ke lini berikutnya lini dua," pungkasnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas