Puluhan Anak Keracunan Ciki Ngebul di Jabar, Kemenkes Imbau Orangtua Utamakan Makanan Sehat Bergizi
Jika harus memberikan jajanan yang dibeli, sebaiknya orangtua harus memperhatikan cara pengolahannya
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengimbau orangtua untuk bijaksana dalam memilih jajanan bagi anak dengan mengutamakan makanan sehat bergizi.
"Bagi orangtua untuk hati hati dalam memberikan pangan bagi anaknya terutama karena anak anak ini masih dalam pertumbuhan sehingga makanan sehat bergizi lebuh diutamakan daripada jajanan," kata Nadia kepada wartawan, Sabtu (7/1/2023).
Pihaknya pun mengajak, semua pihak untuk melakukan pengawasan bahan pangan.
Jika pun harus memberikan jajanan yang dibeli, sebaiknya orangtua harus memperhatikan cara pengolahannya.
Baca juga: Puluhan Anak-anak Keracunan Ciki Ngebul Nitrogen di Jawa Barat, Kemenkes: Saat Ini Semua Sudah Sehat
"Pemberian makanan kepada anak anak sebaiknya yang bergizi dan diolah dengan cara yang standar tidak jajan sembarangan," terang perempuan berhijab ini.
Lebih jauh ia menyatakan, puluhan anak-anak di Jawa Barat yang mengalami gejala keracunan makanan chiki ngebul atau cikbul dalam keadaan sehat.
Diketahui dari laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tercatat total ada 28 anak yang keracunan makanan tersebut.
"Semua sehat karena ini yang di Tasikmalaya kejadian November dan yg di Bekasi 21 Desember semua sudah sehat," imbuh Nadia.
2 Anak Sempat Dirujuk ke RS
Dari 28 orang tersebut dirinci sebagai berikut: 8 orang bergejala, 16 orang tanpa gejala dan 2 orang dirujuk (RS SMC dan RS haji )
Kejadian keracunan tersebar di dua wilayah, yaitu di kab Tasikmalaya dan kota Bekasi.
Di kab Tasikmalaya sebanyak 24 orang, 7 orang bergejala, 16 orang tanpa gejala dan 1 orang dirujuk ke RS SMC.
Total yang makan Cikbul di Kota Bekasi ada 4 orang, 1 orang bergejala dan 3 orang tanpa gejala.
Dari angka tersebut, 1 anak dibawa ke RS Haji Jakarta Selatan karena mengalami peradangan pada bagian dinding ususnya.
Rata-rata anak yang keracunan seusai memakan cikbul berusia 4 hingga 13 tahun atau berada pada jenjang TK hingga SMP.
Adapun gejala yang didapati menurut penuturan adalah beberapa siswa meminum cairan nitrogen yang tidak beruap. Rata-rata siswa makan chikbul mengeluh pusing, mual, sesak dan muntah darah.