Stunting Jadi Masalah Terbesar Bagi Generasi Indonesia, Berikut Empat Kiat Putus Mata Rantainya
Orang tua, khususnya ibu memiliki peran besar karena dapat menentukan keseimbangan gizi dan kesehatan anak.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stunting merupakan salah satu permasalahan terbesar bagi perkembangan generasi muda Indonesia.
Orang tua, khususnya ibu memiliki peran besar karena dapat menentukan keseimbangan gizi dan kesehatan anak.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis gizi klinik dr. Diana Felicia Suganda.
Baca juga: Menko PMK Minta Jambi Fokus Percepat Penghapusan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting
"Dengan kebiasaan gaya hidup dan pola makan yang seimbang, masyarakat Indonesia, khususnya anak dan ibu, dapat terbebaskan dari siklus rantai stunting," ungkap dr Diana pada keterangannya, Selasa (10/1/2023).
Terkait ini, dr Diana pun memberi kiat-kiat memutuskan rantai stunting balita Indonesia:
1. Pola makan ibu adalah pola makan anak
Ternyata stunting dapat terjadi sejak anak berada di dalam kandungan.
Meski stunting bukan berasal dari permasalahan genetik, perempuan Indonesia perlu memperhatikan pola makan sehat dengan asupan gizi yang cukup untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri.
Bahkan dari mulai beranjak remaja dan sebelum menikah.
Dengan menjaga kebiasaan pola makan sehat dan bergizi seimbang, perempuan Indonesia dapat mengurangi risiko punya anak kurang gizi mulai dari masa remaja.
Baca juga: Cegah Stunting pada Anak, Ini Pesan Megawati Soal Pentingnya Makanan Bergizi
2. Gizi tidak seimbang tingkatkan risiko kesehatan pada ibu hamil dan janin.
Selain berisiko bagi anak, asupan gizi yang tidak seimbang juga akan memengaruhi kesehatan ibu hamil loh.
Mulai dari anemia, sembelit, hipertensi, diabetes gestational, dan hiperemesis gravidarum atau mual dan muntah berlebih sehingga dapat mempersulit masa kehamilan ibu.