Benarkah Mandi dan Kena Angin Perburuk Kondisi Penderita Campak? IDAI Beri Penjelasan
Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Anggraini Alam, SpA(K) angkat bicara mengenai hal itu.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat sering kali membicarakan tentang pantangan yang harus dihindari ketika seseorang sedang mengalami sakit campak.
Di antaranya seperti larangan untuk mandi atau terkena angin.
Dua larangan ini jika dilakukan dipercaya dapat memperparah gejala campak dan memperburuk kondisi tubuh.
Namun benarkah mandi atau terkena angin dapat memperparah kondisi saat alami campak?
Terkait hal ini, Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Anggraini Alam, SpA(K), pun berikan tanggapan.
Menurutnya, saat anak mengalami demam, begitu pun karena campak, tidak disarankan untuk mandi.
"Tentu ketika anak sedang demam, jangan dimandikan. Karena dengan dimandikan dengan air yang dingin, suhu tubuh malah menjadi naik," ungkapnya pada media briefing virtual, Jumat (20/1/2023).
Sedangkan kompensasi pusat suhu tubuh ada di otak.
Baca juga: Kemenkes: 31 Provinsi Laporkan Kasus Campak, Harus Diwaspadai Semua Umur, Bukan Hanya Anak
"Jadi kalau di luar itu dingin dia akan lebih meningkat lagi demamnya," kata dr Anggraini lagi.
Sedangkan saat terkena angin, penyebaran ruam merah lebih merata ke seluruh badan.
Walau pun kata dr Anggraini, tidak terkena angin juga menyebar ke seluruh badan.
Hanya saja tiap individu pasti beda.
"Tapi begitulah cara penyebaran dari campak tadi. Mulai dari belakang telinga, antara rambut dengan kulit, kemudian di wajah, baru lah tangan kemudian ke tubuh dan akhirnya menyatu, lama-lama menggelap,"tutupnya.