Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

VIDEO EKSKLUSIF Kepala BKKBN Ungkap 1.000 Hari Kehidupan Masa Cegah Stunting

ketika bayi dilahirkan dalam keadaan stuntiny maka potensi untuk menjadi tinggi badan tidak optimal

Editor: Srihandriatmo Malau

Ya distimulasi, dioptimalkan. Kan dia sudah template sudah terbentuk di dalam. Artian oh ini besok masih tambah tinggi, masih, tetapi tambah tingginya itu tidak seperti Kalau kemarin tidak stunting. Jadi anak ini begitu sampai umur 2 tahun, kurang makan sup optimal health, sub optimal nutrition atau kemudian sub optimal parenting akhirnya anak itu tidak optimal sampai 2 tahun. Sehingga templatenya terbentuknya tidak optimal. Ternyata besok anak ini tingginya tidak bisa seperti semula kalau dia tidak stunting.

Tetapi masih tambah tinggi, tambah tinggi, sehingga tetap dikasih makan, dirawat, dikasih makan yang baik supaya dia juga tinggi, tetapi tingginya tidak seperti yang diharapkan semula.

Pak Hasto, kalau begitu orang yang stunting ini IQ-nya pasti dibawa rata-rata?

Ya sulit bersaing pada umumnya. Gagal tumbuh ini tumbuh gagal dalam arti kemampuan intelektualnya juga gagal dalam arti fisik perkembangan.

Pak kalau boleh tahu, dari sepengetahuan Bapak dibandingkan dengan negara-negara lain pasti di negara lain juga ada sturting, di Republik ini sebenarnya berada di posisi mana?

Ya kalau di posisi ASEAN, kita memang masih, kalau ada yang mengurutkan 6 kita di urutan nomor 2. Kita di atasnya sedikit. Misalkan seperti Timor Leste. Tetapi kan kalau dibandingkan dengan Thailand kita di bawahnya, kita lebih banyak stuntingnya, dibandingkan Vietnam kita masih lebih banyak sedikit. Jadi itu jika dibandingkan Malaysia itu jelas kita kita lebih banyak juga.

Artinya kita coba dengan tetangga-tetangga yang dekat kita merdekanya tidak jauh-jauh dengan kita.

Berita Rekomendasi

Tapi itu istilahnya, apple to apple kalau dibandingkan, kita pun sudah tinggi stuntingnya. Makannya itulah yang membuat Bapak Presiden serius bahwa stunting ini harus turun.

Makanya kita prihatin dan kita percaya Indonesia harusnya bisa karena sumber daya alam kita melimpah dan untuk mengatasi stuntingkan protein hewani kita tidak kurang. Ikan banyak, telur juga banyak. Jadi sebetulnya sumber daya kita melimpah tinggal tadi di samping kita menambah ilmu pengetahuan dan mindset yang bisa berubah perilakunya berubah sudah lumayan sebetulnya.

Pak Hasto, sepanjang mengepalai BKKBN dan diberi tugas untuk menurunkan stunting, pernahkah Bapak mengalami suatu anomali atau cerita lucu mengenai apa saja yang dilakukan jajaran BKKBN sampai di daerah-daerah untuk melakukan proses bagaimana kita bisa mengurangi angka stunting?

Ya kadang-kadang anomali Itu tadi orang itu sebetulnya punya mampu secara ekonomi. Tetapi dia itu justru tidak menggunakan kemampuannya untuk memperhatikan stunting. Contohnya misalnya dia itu merengek-rengek untuk minta PKH (Program Keluarga Harapan) untuk mendapat program keluarga harapan, dengan bantuan sebulan Rp 500 ribu. Tetapi ternyata setelah mendapat bantuan itu dia kredit motor.

Tapi sebelum mendapat bantuan dia tidak kredit motor, tetapi setelah dapat bantuan dia kredit motor. Jadi saya agak curiga jangan-jangan dia berani kredit motor karena ada bantuan. Padahal bantuannya untuk tujuan anak balitanya. Ini kan juga repot.

Kemudian ada juga yang lucu-lucu ini, anaknya sudah dua ya Pak sudah cukup. Anaknya dua yang satu stunting. Eh ternyata mau nambah lagi, kenapa, karena kalau yang dua ini sudah lulus balita, nanti sudah tidak dapat bantuan lagi. Jadi pingin nambah anak agar dapat bantuan. Wah ini namanya dimanfaatkan.

Pak Hasto stunting ini apakah memang rata-rata adalah dari keluarga yang ekonominya menengah ke bawah karena menengah ke atas tidak mungkin kena stunting ya Pak atau bagaimana?

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas