Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

VIDEO EKSKLUSIF Kepala BKKBN Ungkap 1.000 Hari Kehidupan Masa Cegah Stunting

ketika bayi dilahirkan dalam keadaan stuntiny maka potensi untuk menjadi tinggi badan tidak optimal

Editor: Srihandriatmo Malau

Tetap mungkin jadi orang yang di kota menengah ke atas, angkatnya juga ada. Hanya memang secara garis besar, stunting lebih kepada mereka yang kemudian pendidikannya rendah, sosial ekonominya, kemudian dia tinggal di lingkungan layak, karena akses kurang bagus. Kalau mau kontrol sakit atau kontrol hamil agak jauh.

Memang kenyataannya kalau kita lihat stuntingnya tinggi-tinggi itu umumnya daerah yang remote area.

Karena kadang-kadang hamil aja tidak tahu, sehingga perutnya sudah besar dan itu terjadi di kota, tetap ada tapi sedikit. Padahal untuk mencegah stunting itu sebelum hamil, hamil di satu dua bulan itu penting karena karena hamil di satu-dua bulan itu organ membentuk organ-organ tubuh manusia.

Pak Hasto, selain fokus kepada stunting apalagi yang menjadi suatu tugas utama dari BKKBN setelah stunting ini?

Sebetulnya BKKBN ini kan tugasnya ada dua, satu menjaga pertumbuhan penduduk seimbang. Tentu kemudian pasti kita mensukseskan program Keluarga Berencana kemudian supaya tidak over populasi, penduduk seimbang.

Kemudian yang kedua kita ini amanahnya adalah membangun keluarga yang berkualitas, sehingga kita sekarang ini keluarga berkualitas itu salah satunya anaknya tidak stunting. Tetapi PR yang saya juga merasa agak prihatin keluarga di era sekarang ini kan untuk membangun keluarga yang berkualitas tantangannya sangat besar.

Katakanlah perceraian tinggi, kawin pada usia muda juga masih banyak. Kemudian hamil diluar nikah juga ada. Nah ini yang menjadi tantangan kita untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Berita Rekomendasi

Nah dari pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga yang berkualitas, harapannya kemudian BKKBN mensukseskan dalam pemerintah ini dalam mendapatkan bonus demografi. Nah itu kemudian karena Indonesia melewati periode mulai dari sekarang sampai tahun 2035 itu periode kesempatan emas untuk mendapatkan bonus demografi.

Karena jumlah penduduk yang usia sehat usia kerja jauh melimpah dibandingkan penduduk yang balita maupun yang tua.

Tetapi ingat nanti di 2035 ke sana, terjadi banjir orang tua, kita kebanjiran orang tua ini kan bebannya berat. Tetapi kalau kita mau memanfaatkan katakanlah pertumbuhan ekonomi bagus, kemudian pendapatan perkapita naik, kesempatannya di bonus demografi ini.

Biasanya negara-negara maju itu melewati suatu masa bonus demografi, kemudian pendapatan perkapitanya naik pesat. Nah kita juga menjaga itu supaya jangan sampai penduduknya bertumbuh secara kualitas. kuantitasnya bonus tetapi soal kualitasnya tidak sehingga penduduk yang besar menjadi beban negara bukan menjadi modal pembangunan.

Itu juga yang menjadi secara tidak langsung tugas dari BKKBN. (Tribun Network)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas