19 Anak di DKI Jakarta Mengalami Gizi Buruk, Begini Tanggapan Menteri Kesehatan
Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan jika angka stunting di DKI Jakarta memang masih berada di angka 16 persen.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 19 anak di Pejaten Barat, Jakarta Selatan, dilaporkan mengalami gizi buruk.
Terkait informasi tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berikan tanggapan.
Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan jika angka stunting di DKI Jakarta memang masih berada di angka 16 persen.
Baca juga: Perlu Intervensi Kebijakan Sebagai Alternatif Solusi Pencegahan Gizi Buruk dan Stunting di Indonesia
"Memang Jakarta stuntingnya masih 16 persen, itu di bawah rata-rata nasional jadi lebih baik," ungkap Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di daerah Jakarta Pusat, Jumat (27/1/2023).
Budi pun mengatakan tengah berencana bertemu dengan Plt Gubernur DKI Jakarta.
Pertemuan ini nantinya akan membahas perihal upaya untuk mempercepat turunnya stunting.
"Tapi memang sekarang saya berencana ketemu Plt Gubernur untuk mempercepat supaya stunting ini turunnya lebih cepat karena targetnya 14 persen dan target DKI itu lebih rendah," tutur Budi.
Seperti dikutip dari WartaKotalive.com, berdasarkan hasil identifikasi sepanjang bulan September 2022, diketahui sebanyak 19 anak di bawah lima tahun (balita) yang tinggal di Pejaten Barat, Pasar Minggu, menderita gizi buruk.
Dari 19 anak yang alami gizi buruk itu, satu di antaranya meninggal dunia setelah mendapatkan penanganan medis di beberapa rumah sakit di Jakarta Selatan
"Itu hasil identifikasi pada bulan September 2022. Total itu ada 19 balita yang menderita gizi buruk," ujar Lurah Pejaten Barat, Asep Ahmad Umar saat dihubungi, Rabu (3/1/2022).
Baca juga: Cegah Stunting, Ibu Hamil Dinilai Perlu Konsumsi Suplemen Penambah Darah Secara Rutin
Asep juga menegaskan, penyebab satu balita yang meninggal dunia itu diduga bukan karena gizi buruk yang dideritanya, melainkan adanya penyakit penyerta.
"Kemarin ada 19 anak, meninggal dunia satu meninggal karena penyakit penyerta atau penyakit lain. Bayi itu lahir tidak memiliki anus," kata Asep.
Asep mengatakan, sejumlah balita di Pejaten Barat yang mengalami gizi buruk telah ditangani oleh puskesmas Pejaten Timur melalui program penanganan yang dilakukan setiap hari Selasa sejak 4 Oktober 2022.
Program itu dengan mendatangkan dokter anak dan spesialis gizi untuk memeriksa sejumlah anak yang menderita gizi buruk.
Bahkan, lanjut Asep, beberapa anak yang menderita gizi buruk hingga harus mendapatkan penanganan medis secara serius juga dirujuk ke rumah sakit.
"Sisa 18 kita terus laksanakan program kita sampai bulan Desember kemarin, akhir tanggal 27 hari Selasa, karena pertemuan setiap hari Selasa dan alhamdulillah mereka pada baik sekarang," katanya.