Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Saat Orang Dewasa Vaksin

Vaksin digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Saat Orang Dewasa Vaksin
Freepik
Ilustrasi vaksin 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaksin digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Misalnya, influenza, pneumonia, cacar air, vaksin human papillomavirus (HPV) dan sebagainya. 

Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga membutuhkannya.

Bagi kamu yang ingin melakukan vaksin, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. 

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah – Pondok Indah dr. Hikmat Pramukti, Sp. PD.

Baca juga: Tingkatkan Aspek Kesehatan Pekerja dan Masyarakat, 1.500 Orang Dapat Vaksin Booster Pfizer

Pertama, hal yang perlu dilakukan saat melakukan vaksin adalah berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit. 

"Ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis penyakit dalam terkait keinginan untuk mendapatkan vaksinasi dewasa," ungkap dr Hikmat pada keterangan resmi yang diterima Tribunnews, Rabu (1/3/2023). 

Berita Rekomendasi

Nantinya, dokter akan memeriksa kondisi kesehatan dan memberikan pertimbangan pemberian vaksinasi.

Kedua, sama halnya seperti menyiapkan si kecil untuk vaksin, pastikan tubuh dalam keadaan yang sehat dan bugar ketika mendapatkan vaksinasi. 

Kondisi tubuh yang sehat membuat antibodi bekerja lebih efektif dalam membentuk kekebalan tubuh.

Ketiga, setelah vaksin dianjurkan mengonsumsi makanan sehat, minum banyak cairan, dan istirahat cukup untuk mengembalikan kondisi kebugaran Anda.

Sedangkan hal yang tidak boleh dilakukan, pertama adalah tidak beraktivitas terlalu berat untuk sementara waktu. 

Hal ini dilakukan untuk memberi tubuh waktu memulihkan diri dan meminimalkan kemungkinan efek samping yang mungkin terjadi. 

"Istirahat setelah divaksinasi memungkinkan tubuh Anda untuk fokus membangun respons kekebalan yang kuat terhadap penyakit tanpa terganggu aktivitas fisik atau stres mental," paparnya lagi. 

Lebih lanjut, beberapa jenis vaksin memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), mulai dari demam hingga nyeri dan kemerahan di area suntik.

Apabila terjadi KIPI dengan gejala ringan, mengonsumsi obat antinyeri seperti jenis parasetamol dapat dilakukan. 

Waspadai KIPI dengan gejala berat seperti alergi serius yang mengancam jiwa.

Seperti sesak napas, pembengkakan wajah, tekanan darah rendah, detak jantung tidak teratur, nyeri perut, mual atau penurunan kesadaran.

"Apabila terjadi kegawatan, jangan tunda untuk mengunjungi unit Emergency rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang tepat," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas