Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Menakar Keamanan Pangan dengan Label BPA Free, Benarkah Terjaga dari Kontaminasi Zat Berbahaya?

Kemasan yang diberi label BPA Free itu juga perlu diteliti lagi apakah mengandung bahan kimia lain yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan.

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Menakar Keamanan Pangan dengan Label BPA Free, Benarkah Terjaga dari Kontaminasi Zat Berbahaya?
Istimewa
Ilustrasi galon AMDK BPA Free. Kemasan yang diberi label BPA Free perlu diteliti lagi apakah mengandung bahan kimia lain yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan. 

Dia mengutarakan bahwa sebenarnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan sudah mengatur batas migrasi dari zat-zat kimia yang ada dalam kemasan, antara lain tentang asetaldehid, etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG), dan lain-lain.

"Ini menunjukkan bahwa zat-zat kimia yang ada dalam kemasan itu semua bisa berbahaya bagi kesehatan jika melewati batas aman yang telah ditetapkan," katanya.

Hasil riset yang pernah dilakukan para peneliti dari Texas juga menemukan bahwa sebenarnya plastik yang tergolong BPA Free juga mengandung komponen berbahaya.

National Institutes of Healt (NIH), lembaga utama pemerintah Amerika Serikat yang menangani penelitian biomedis dan kesehatan, menyampaikan bahwa yang sering dipakai dalam industri plastik itu diketahui memiliki komponen aktif yang mirip dengan hormon estrogen.

Disebutkan, zat kimia tersebut bisa larut dalam makanan dan diduga menyebabkan cacat pada janin, gangguan reproduksi, kanker dan masalah kesehatan lainnya.

Menurut NIH, dalam penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Texas, Amerika, para peneliti meneliti lebih dari 500 produk rumah tangga yang digolongkan bebas BPA (BPA Free) yang banyak dipasarkan seperti kemasan berbahan PE atau PP, PET, polistirena (PS), dan kemasan BPA Free lainnya.

Baca juga: ASPARMINAS: Pelaku Usaha AMDK Bisa Hemat Biaya Produksi Hingga 50 % Jika Beralih ke Galon BPA Free

Hasilnya menunjukkan bahwa ternyata 92 persen produk itu mengandung zat berbahaya yang bisa larut ketika produk plastik itu dicuci, dipanaskan dan terpapar matahari.

Berita Rekomendasi

Bukan hanya itu, para peneliti juga menemukan bahwa produk bebas BPA itu ternyata juga mengandung bahan kimia yang meniru hormon estrogen dalam kadar cukup tinggi.

Bahan kimia berbahaya itu paling tinggi ditemukan dalam produk botol bayi yang mengandung Polyesthersulfone (PES) atau polyetheylene terephthalate glycol (PETG) yang kandungan BPA-nya sudah diganti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas