Hasil Autopsi Jenazah Casis Bintara Polri di Sintang: Ada Zat Berbahaya Masuk ke Tubuh Korban
Kapolres memastikan kematian calon siswa Bintara Polri di lanting Sungai Melawi Sintang bukan karena penganiayaan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SINTANG - Kapolres Sintang, Kalimantan Barat, AKBP Dwi Prasetyo Wibowo memastikan kematian calon siswa Bintara Polri di lanting Sungai Melawi Sintang bukan karena penganiayaan.
Kematian korban disebabkan akibat masuknya zat berbahaya dari luar tubuh.
Hal ini diungkapkan Kapolres Sintang AKBP Dwi Prasetyo Wibowo berdasarkan hasil autopsi terhadap jenazah korban.
"Penyebab kematian Sudaryanto disimpulkan akibat masuknya zat berbahaya dari luar tubuh. Tidak ada penganiayaan," kata AKBP Dwi Prasetyo Wibowo, Selasa (16/1/2024).
Baca juga: Oknum Polisi di Sulbar Jadi Calo Casis Bintara, Terima Uang Rp 450 Juta, Tak Ditahan
Namun Dwi belum bisa memastikan zat berbahaya apa yang masuk ke tubuh korban dan bagaimana caranya bisa masuk ke tubuh korban.
Akibat zat berbahaya yang masuk ke tubuh melalui saluran cerna, menyebabkan erosi dan pendarahan lambung, pembengkakan pada otak dan organ dalam sehingga menyebabkan mati lemas.
"Fakta ada masuk zat berbahaya dari tubuh melalui saluran pencernaan. Karena saya tidak tahu zat berbahaya apakah ini. Untuk jenis zat berbahaya apa belum terindentifikasi," kata Natalia Widjaya, Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo.
Menurut Natalia, zat yang masuk dalam tubuh Casis Bintara Polri ini sangat berbahaya karena mengakibatkan korban meninggal dunia.
"Hasil pemeriksaan kita temukan pendarahan pada lambung, pencernaan, menyebar bahkan ada yang pecah di lambung dan otak. Otak bengkak, pembuluh darah, jantung, hati. Semua bengkak. Makanya ini zat berbahaya," jelasnya.
Pihak forensik sudah berusaha maksimal untuk mengungkap sebab kematian Sudaryanto.
Pemeriksaan sampel autopsi tidak hanya di Laboratorium Forensik Mabes Polri, bahkan hingga ke Makassar.
Baca juga: Casis Polri Meninggal di Kolam Renang Hotel: Mulut Berbusa, Diduga Kelelahan Latihan Renang
Hanya saja, perlu waktu dan sampel yang cukup untuk mengidentifikasi jenis zat berbahaya yang ada dalam tubuh Sudaryanto.
"Soal zat berbahaya itu apa, kami kirim ke sampel ke laboratorium di makasar untuk mengetahui zat berbahaya apa," katanya.
"Di sini kesulitan kita berpacu dengan waktu karena untuk mencari jenis zat berbahaya itu tidak gampang. Ada zat berbahaya yang bisa ditemukan dalam hitungan jam," lanjutnya.