Bedak Bayi Johnson & Johnson Terbukti Picu Kanker, Ini Penjelasan Spesialis Onkologi
Spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (Kanker) dari PB IDI Prof Zubairi Djoerban turut menyoroti bedak Johnson & Johnson.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perusahaan Johnson & Johnson akhirnya setuju membayar kompensasi kepada puluhan ribu orang yang mengklaim bedak talk produksi perusahaan itu menyebabkan kanker.
Dalam sejumlah pernyataan bedak talk dari Johnson & Johnson diduga terkontaminasi dengan asbes.
Baca juga: Kasus Produk Bedak Pemicu Kanker, Johnson & Johnson Setuju Bayar Klaim 8,9 Miliar Dolar AS
Spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (Kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban turut menyorotinya.
Ia menuturkan, pemakaian talk merupakan faktor tambahan terjadinya kanker ovarium.
"Jadi rupanya pemakaian talk di sekitar organ genital atau di sekitar vagina itu bisa meningkatkan risiko kanker ovarium," kata dia dikutip dari twitternya @ProfZubairi pada Senin (10/4/2023).
Pakar IDI ini menambahkan, temuan ini juga diperkuat oleh American Cancer Society yang menyebutkan bahwa bedak talk bisa sebabkan kanker jika partikel bedak melewati vagina, rahim, dan saluran tuba ke ovarium.
Baca juga: Ketahui Gejala Kanker Ovarium hingga Kelompok yang Rentan Mengalaminya
Meski demikian, ada beberapa penelitian melaporkan sedikit peningkatan risiko dan beberapa yang melaporkan tidak ada peningkatan.
Ia pun menjelaskan, terdapat beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ovarium, antara lain: Obesitas, orang yang memiliki tinggi diatas rata-rata.
Juga perempuan dengan endometriosis, perempuan yang setelah menopouse yang mendapat pil hormonal, perempuan di atas 50 tahun.
Lalu, memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium, kanker payudara, dan bowel cancer, perempuan yang mendapat haid pertama pada usia dini (di bawah 12 tahun), menopause terlambat, perempuan yang belum memiliki anak atau yang memiliki anak di atas 35 tahun.
Sementara itu, ada sejumlah faktor yang bisa mengurangi risiko kanker ovarium.
Yakni ibu dengan banyak anak, pemakaian pil kontrasepsi oral, ibu dengan kehamilan kembar, ibu menyusui, ligasi tuba (KB dengan ikat tuba), dan salpingektomi (operasi pengangkatan tuba falopi).
"Perlu diketahui perempuan yang telah hamil beberapa kali risiko mendapatkan kanker ovariumnya turun 30-60 persen," tutur dokter di RS Kramat ini.
Ia pun berharap masyarakat bisa lebih hati-hati dalam penggunaan bedak talk Johnson & Johnson.
"Itulah kasus bedak talk Johnson & Johnson, bedak sejuta umat, dan beberapa faktor yang bisa meningkatkan dan menurunkan risiko kanker ovarium. Hati-hati," ungkapnya.