IDAI Sebut Imunisasi Ganda Dipastikan Aman dan Tidak Tingkatkan Risiko KIPI pada Anak
Imunisasi ganda memberikan manfaat dan tidak meningkatkan risiko Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Sanusi
Di Indonesia sendiri pemberian imunisasi ganda secara nasional sejak tahun 2017 yaitu pada jadwal imunisasi DPT-HB-Hib-3 yang diberikan bersamaan dengan imunisasi IPV pada bayi usia 4 bulan.
Selain itu, imunisasi ganda juga ada pada imunisasi lanjutan yaitu pada pemberian imunisasi campak rubela-2 dan DPT-HB-Hib-4 yang diberikan pada anak usia 18 bulan.
Risiko Anak Tak Diberi Imunisasi
Kementerian Kesehatan terus mengampanyekan dampak dari penurunan cakupan imuniasi.
Yakni adanya peningkatan jumlah kasus penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I dan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah.
Diterangakn di kesempatan yang berbeda, Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA (K), M.Si mengatakan, setiap tahun ada ancaman campak rubella dan difteri sejak tahun 2007 sampai 2022.
Ia menyebut di tahun 2021 ada 25 provinsi dengan kasus rubela meningkat.
Penyakit campak berbahaya bagi bayi, balita, anak sekolah. Bukan sekadar demam, batuk, pilek, sesak, bintik merah tapi ada radang otak.
"Ada 571 bayi dengan kasus radang otak pada periode 2012 sampai 2017," ujarnya.
Ada juga kasus radang paru atau pneumonia sejak 2012 sampai 2017 dengan jumlah 2.853 bayi dan anak yang mengalami radang paru akibat campak.