Sandiaga Ajak Pelaku Industri Berkolaborasi untuk Membangun Destinasi Wisata Kesehatan Unggulan
Pasalnya, negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand telah berhasil mengembangkan sektor ini dalam kurun waktu 15-20 tahun.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari penyedia layanan kesehatan, tenaga medis, rumah sakit, klinik kesehatan, hotel, pusat perbelanjaan, hingga fasilitas rekreasi dan regulator untuk turut serta dalam pengembangan health-tourism Indonesia.
Pasalnya, negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand telah berhasil mengembangkan sektor ini dalam kurun waktu 15-20 tahun.
Baca juga: Sandiaga Uno: Perputaran Ekonomi Sektor Parekraf Saat Libur Lebaran 2023 Mencapai Rp335,3 Triliun
"Kita melihat bagaimana Malaysia, Thailand, perlu waktu 15-20 tahun tapi pasarnya dari Indonesia, kalau kita gerak cepat, saya yakin dalam lima tahun kita betul-betul menyamai layanan kesehatan yang diberikan. Konsepnya harus kolaboratif, harus gotong royong," ujar Sandiaga Uno dalam keterangannya, Minggu (7/5/2023).
Dikatakan Sandiaga, sepanjang tahun 2021, dari 1,2 juta wisatawan Indonesia keluar negeri, sebanyak 699 ribu diantaranya melakukan perawatan medis ke luar negeri.
"Berangkat dari data tersebut Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa penting institusi Kesehatan meluncurkan fasilitas health tourism untuk menarik minat turis ke Indonesia dengan tujuan perawatan medis," kata Sandiaga.
Baca juga: Tantowi Yahya Nilai Bali Cocok Jadi Destinasi Utama Wisata Kesehatan
Health tourism di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang, dengan daya tarik wisata kesehatan yang unik dan beragam, serta dukungan layanan kesehatan yang semakin berkualitas.
Melalui pengembangan health tourism ini, diharapkan Indonesia dapat menghemat devisa negara, meningkatkan kunjungan wisatawan, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor pariwisata dan kesehatan.
Harapan pemerintah ini direalisasikan Ciputra SMG Eye Clinic, klinik mata yang beroperasi di Jakarta dan Surabaya yang menjalin kerjasama dengan Singapore Medical Group yang memiliki standard pelayanan, para dokter spesialis mata dan fasilitas mumpuni, termasuk kemudahan dan pelayanan terintegrasi yang merupakan bagian dari health tourism.
"Kerjasama ini menjadikan kami menjadi salah satu dari beberapa layanan kesehatan yang mendukung program pemerintah Indonesia untuk mengembangkan health tourism terintegrasi," kata Direktur Ciputra SMG Eye Clinic, drg. Ferra J Papilaya.
Layanan pemeriksaan dan penanganan gangguan mata berstandar luar negeri ini memberikan keuntungan bagi pasien dalam negeri dan membuka peluang wisata kesehatan medis domestik.
"Pasien yang menjalani pemeriksaan dan perawatan di klinik kami hampir separuhnya berasal dari luar kota Jakarta dan Surabaya sehingga membuka peluang terciptanya wisata medis ke Jakarta maupun Surabaya," katanya.
Baca juga: KEK Wisata Kesehatan Kelas Dunia, Mantapkan Transformasi Arsitektur Layanan Kesehatan Indonesia
Data Kementerian Kesehatan di Indonesia ada 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan, 1,6 juta menderita kebutaan, dan 6,4 juta mengalami gangguan penglihatan sedang dan berat sehingga pasarnya terbuka.