Pengurangan Bahaya Tembakau Jadi Pendekatan Baru untuk Tekan Jumlah Perokok
Kegiatan penelitian terus dilakukan untuk mengatasi masalah prevalensi merokok. pendekatan tobacco harm reduction atau pengurangan bahaya tembakau.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beragam cara telah dilakukan untuk mengatasi isu prevalensi merokok, baik di tingkat global dan nasional.
Meski demikian, jumlah perokok di dunia masih terhitung tinggi.
Baca juga: Asosiasi Pelaku Usaha Komitmen Cegah Anak-anak Konsumsi Produk Tembakau Alternatif
Namun kegiatan penelitian terus dilakukan untuk mengatasi masalah prevalensi merokok tersebut, salah satunya melalui pendekatan tobacco harm reduction atau pengurangan bahaya tembakau.
Profesor Sharifa Ezar wan Puteh Chairman Malaysian Society of Harm Reduction (MSHR) mengungkapkan pendekatan pengurangan bahaya tembakau sebagai salah satu strategi yang saat ini mulai digunakan dan terus disempurnakan untuk menekan konsumsi rokok.
Melalui pendekatan ini, perokok dewasa diperkenalkan kepada produk tembakau alternatif yang memiliki profil risiko lebih rendah dibandingkan dengan terus merokok.
Terdapat berbagai produk tembakau alternatif yang rendah resiko dan dapat digunakan dalam pendekatan pengurangan bahaya tembakau seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin.
“Produk tembakau alternatif memiliki dampak risiko yang lebih rendah sehingga dapat membantu para pengguna rokok konvensional untuk secara bertahap menghentikan konsumsi rokok,” ungkap Sharifa dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis, 11 Mei 2023.
Baca juga: Ahli Toksikologi Jelaskan Bahaya TAR bagi Perokok
Sejalan dengan Shafira, Dr. Alex Wodak Konsultan Alkohol dan Penggunaan Obat-Obatan dari St Vincent’s Hospital Sydney, Australia mengungkapkan potensi penggunaan produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko berpotensi untuk membantu perokok konvensional berhenti mengkonsumsi rokok.
Produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik memiliki kandungan 100-200 bahan kimia dengan konsentrasi yang rendah dan tidak mengandung karbon monoksida (CO).
Berbeda dengan rokok konvensional yang memiliki kandungan tujuh ribu zat kimia dengan konsentrasi tinggi termasuk di dalamnya zat yang bersifat karsinogenik dan karbon monoksida.
Baca juga: Viral Bayi 11 Bulan Alami Bronkitis karena Terpapar Asap Rokok, Ini Penjelasan Dokter Paru
“Berbagai hasil studi yang dilakukan memperlihatkan efektivitas produk tembakau alternatif seperti vape dalam membantu masyarakat perokok untuk mengurangi konsumsi rokok konvensionalnya dan beralih ke produk yang lebih minim risiko. Tentu hal ini cukup baik dan potensi jangka panjangnya harus terus dikaji,” paparnya.
Produk tembakau alternatif sudah dikenal sebagai alternatif yang lebih rendah risiko di beberapa negara.
Sebagai contoh, di Selandia Baru berdasarkan data yang dihimpun, jumlah perokok konvensional harian terus mengalami penurunan hingga 8 persen seiring dengan meningkatnya penggunaan produk tembakau alternatif.
Mengacu pada efektifitas penurunan jumlah perokok dewasa di Selandia Baru, pemerintah setempat mengeluarkan regulasi komprehensif berbasis penelitian yang memberikan insentif bagi para perokok dewasa yang ingin beralih.
Prinsip pengurangan risiko tembakau juga telah mulai dikenal di Indonesia. Meski negara lain telah banyak melihat hasil positif dari penggunaannya dalam mengurangi prevalensi merokok, masih diperlukan edukasi utamanya kepada pemerintah Indonesia agar segala bentuk regulasi terkait produk produk tersebut disusun berdasarkan hasil kajian ilmiah sehingga dapat bermanfaat secara maksimal.