Kasus Stunting Dipicu Asupan Gizi Minim, Gaya Hidup dan Kebiasaan Makan yang Keliru
Prevalensi stunting di ibukota berdasarkan SSGI 2022, masih berada di kisaran 14,8 persen.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Vina (28) salah satu ibu muda yang ditemui Yuli mengaku anaknya yang berusia 1 tahun 9 bulan ini baru saja keluar dari ruang perawatan intensif (NICU) di rumah sakit.
Ia mengaku baru saja dimarahi dokter di rumah sakit karena memberikan kental manis untuk minuman susu anaknya.
Kasi Kesra Kelurahan Kedaung Kali Angke, Zakir menyatakan keprihatinannya dengan kasus-kasus gizi buruk yang dialami banyak balita di daerahnya.
Zakir menceritakan, dirinya banyak melihat balita yang kurang gizi karena orangtuanya tidak paham karena mengikuti bagaimana orang tua dulu mengasuh kita.
"Termasuk pemberian kental manis, dulu iklannya susu, sekarang sudah tidak ada iklannya tapi masih diberikan untuk anak,” kata Zakir.
Karena itu, guna mengatasi permasalahan gizi buruk dan tunting, ia bersama jajarannya melakukan berbagai upaya agar masyarakat lebih sadar bahaya gizi buruk.
“Yang paling efektif adalah kita optimalkan posyandu. Agar masyarakatnya pintar kader Posyandunya juga harus pintar, jadi kita fokus dulu ke pembenahan Posyandu dan pembekalan kader,” kata Zakir.