13,5 Juta Keluarga Berisiko Stunting, BKKBN Gerakkan Bapak Asuh
Keluarga berisiko stunting itu juga termasuk di dalamnya adalah keluarga yang miskin ekstrem.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Berdasarkan hasil Pemutakhiran Data Keluarga Indonesia tahun 2022 terdapat 13.511.649 keluarga berisiko stunting.
Jumlah ini merupakan bagian dari 71.334.664 total jumlah seluruh keluarga di Indonesia.
Baca juga: Kemenkominfo Gelar Genbest Talk Catin Cerdas, Stunting Terhempas di Wonosobo
Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Sukaryo Teguh Santoso.
Selain itu, di dalam keluarga berisiko stunting itu juga termasuk di dalamnya adalah keluarga yang miskin ekstrem.
"Jumlahnya 6,8 juta keluarga. Sedangkan jumlah keluarga miskin dan rentan adalah 29,7 juta keluarga,” kata Teguh, Selasa (25/7/2023).
Karenanya, BKKB pun terus menggerakkan program Bapak Asuh Anak Stunting.
“Gerakan Bapak Asuh Anak Stunting ini harus massif dilakukan di seluruh Indonesia," tegas teguh.
Gerakan Bapak Asuh Anak Stunting tidak hanya menyasar kepada anak-anak stunting.
Namun juga untuk mengentaskan keluarga miskin ekstrem.
Teguh mengatakan ada empat prioritas program bantuan pemerintah terhadap keluarga berisiko stunting ini.
Baca juga: Peringkat Indonesia Rendah di PISA, TF Bantu Kurangi Stunting sampai Tingkatkan Kualitas PAUD
Prioritas pertama untuk keluarga berisiko stunting dengan peringkat kesejahteraan I, yang berjumlah 2.417.028 keluarga.
Prioritas kedua bagi keluarga berisiko stunting dengan peringkat kesejahteraan dua, yang jumlahnya sebanyak 2.016.598 keluarga.
Prioritas ketiga sasarannya untuk 1.738.336 keluarga.
Lalu prioritas keempat dengan jumlah sasaran 1.501.579 keluarga.
Saat ini ribuan anak-anak stunting di Indonesia telah mendapat bantuan dari para Bapak Asuh Anak Stunting.
Baca juga: Pengentasan Stunting, Pitaloka Foundation Tekankan Pentingnya Data Desa Presisi
Bantuan itu berupa telur dan bahan pangan protein hewani lain seperti ikan lele.
Bantuan bisa berupa uang, Rp15 ribu per hari yang akan dikelola oleh Tim Pendamping Keluarga.
"BKKBN sendiri telah menyiapkan 200 ribu Tim Pendamping Keluarga atau sebanyak 600 ribu orang yang terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader BKKBN di seluruh Indonesia,” jelas Teguh.
Baca juga: Tekan Stunting, PAN Gencarkan Peningkatan Gizi Masyarakat Demi Mencetak Generasi Emas 2045
Sementara itu BKKBN secara institusi juga telah melakukan gerakan Bapak Asuh Anak Stunting.
Saat ini ada 431 pegawai di lingkungan BKKBN pusat yang telah menjadi Bapak Asuh kepada 423 sasaran anak stunting.