Diare Jadi Penyumbang Kematian Bayi Nomor Dua, Cegah dengan Imunisasi Rotavirus
Selain menyebabkan kesakitan dan kematian, diare juga akan menghambat tumbuh kembang seorang anak karena dapat menimbulkan stunting.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020 menunjukkan diare penyumbang kematian nomor dua pada bayi usia 29 hari – 11 bulan yaitu 9,8 persen.
Sedangkan pada kelompok balita usia 12 – 59 bulan sebesar 4,5 persen dari total kematian.
Menurut sumber data Indonesia Rotavirus Surveillance Network 2001-2017, Rotavirus adalah penyebab utama diare berat pada balita.
Selain menyebabkan kesakitan dan kematian, diare juga akan menghambat tumbuh kembang seorang anak karena dapat menimbulkan stunting.
Zat mikro yang dibutuhkan oleh tubuh anak untuk tumbuh hilang karena infeksi diare yang berulang.
Selain itu, nilai gizi pada tubuh anak pun akan berkurang.
Baca juga: Ada 51.177 Kasus Balita Diare di DKI Jakarta, Pemerintah Dorong Vaksin Rotavirus
Terkait hal ini, Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono ungkap jika diare sebenarnya dapat dicegah.
“Melihat data di atas, saya sangat sedih. Anak-anak yang sedang masa lucu-lucunya, aktif-aktifnya, harus tersiksa, terkulai lemas, dan menderita akibat diare. Padahal, sesungguhnya diare dapat dicegah," ungkapnya pada keterangan resmi, Rabu (16/8/2023).
Salah satu cara mencegah diare adalah dengan melakukan imunisasi rotavirus.
Imunisasi Rotavirus ini diberikan sebanyak tiga dosis mulai bayi usia 2 bulan dan maksimal usia 4 bulan dengan interval minimal empat minggu antar dosis.
Pemberian imunisasi Rotavirus tepat waktu ditujukan untuk memberikan perlindungan sedini mungkin pada bayi dari diare yang disebabkan oleh Rotavirus.
"Waktu-waktu itulah anak mulai makan makanan tambahan yang cenderung peluang diare lebih besar” kata Dante.