Tak Cuma Serang Pernapasan, Polusi Udara Picu Gangguan Kesehatan Tulang
Polusi udara, biasanya mengandung radikal bebas. Dan ada satu komponen tulang belakang yang rentan dengan radikal.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masalah polusi udara di Jakarta belum juga tuntas.
Dikutip dari laman IQAir Senin (21/8/2023) pukul 05.00 WIB, US air quality index (AQI US) atau indeks kualitas udara di DKI Jakarta tercatat di angka 158.
Nyatanya, polusi udara tidak hanya menganggu kesehatan pernapasan saja.
Baca juga: Polusi Udara Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental
Namun bahkan bisa sampai ganggu kesehatan tulang.
Loh kok bisa?
Dokter spesialis ortopedi konsultan tulang belakang RS Pondok Indah – Pondok Indah dr. Widyastuti Srie Utami, Sp. OT (K) pun beri penjelasan.
Polusi udara, biasanya mengandung radikal bebas. Dan ada satu komponen tulang belakang yang rentan dengan radikal.
"Nah salah satu komponen tulang belakang yang rentan dengan radikal bebas adalah bantalan tulang belakang," ungkapnya pada media briefing di Jakarta, Senin (21/8/2023).
Bantalan tulang itu, kata dr Widya paling mudah terpengaruh yang mengakibatkan aus.
"Pasien kena polusi atau merokok berat, itu seharusnya mungkn bantalan belum aus, menjadi aus lebih cepat," paparnya.
Bantalan yang aus atau menipis itu akan menyebabkab tulang-tulang dalam sendi bersentuhan.
Akibatnya, menimbulkan nyeri, bengkak, dan kaku.
Pada tahap yang sudah parah, penderita bakal kesulitan bergerak.
Sebenarnya, bantalan tulang bisa aus seiring bertambahnya usia. Apalagi jika sudah menuju usia lanjut, ada proses degeneratif.
"Bantala lama-lama aus, di atas 40 tahun bantalan lebih kering tidak elastis. Tapi pasien yang (terpapar polusi) akan lebih cepat aus," tutupnya.