Polusi Udara Masih Ada, Bolehkah Menjemur Bayi di Luar Ruangan? Ini Kata Dokter
Pemerintah pun mengimbau masyarakat untuk meminimalisir paparan polusi. Salah satunya tidak keluar rumah ketika kualitas udara memburuk.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polusi udara belum juga membaik di kota Jakarta dan sekitarnya.
Pemerintah pun mengimbau masyarakat untuk meminimalisir paparan polusi. Salah satunya tidak keluar rumah ketika kualitas udara memburuk.
Namun bagaimana dengan para ibu Indonesia yang punya kebiasaan menjemur bayi di luar ruangan.
Banyak manfaat dari menjemur bayi di bawah sinar matahari.
Misalnya, paparan Ultra Violet B (UV B) tingkat rendah dari sinar matahari yang mengenai kulit, dapat membantu tubuh untuk memproduksi vitamin D.
Terkait hal ini, Guru Besar dalam Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) bagikan tips.
Baca juga: Standar Masker yang Disarankan untuk Cegah Masalah Kesehatan Akibat Polusi Udara
Menurutnya, ketika kualitas udara buruk tidak disarankan untuk menjemur bayi.
Namun jika tetap ingin menjemur bayi, maka lakukan di dalam ruangan, di depan jendela yang cukup lebar.
"Kalau mau berjemur, pakai jendela, tembus matahari, kan sinar masuk. Jadi masih di dalam kamar, terus kita ada kaca lebar itu bisa," ungkapnya dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan Jakarta, Senin (28/8/2023).
"Kalau rumah sakit jendela lebar. Tujuannya supaya sinar matahari masuk tapi ada AC," lanjut Agus.
Namun, jika kondisi udara benar-benar buruk, maka berjemur tidak dianjurkan di luar ruangan.
"Tidak disarankan lah, pokoknya jangan," pungkasnya.