Jangan Panik Jika ASI Tidak Banyak Keluar Saat Awal Kelahiran, Begini Penjelasannya
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi di masa awal kehidupannya.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi di masa awal kehidupannya.
Namun, di awal menyusui, hanya ada sedikit ASI yang keluar.
Bahkan, ketika sang buah hati baru lahir, ASI yang keluar sangatlah sedikit.
Menurut dokter spesialis anak, dr. Mega Oktariena Sp.A, ibu tidak perlu panik atau khawatir.
"Menyusui itu butuh proses. Tidak ujug-ujug langsung banyak. Karena ASI sendiri kebutuhanya sesuai kebutuhan si bayi," ungkapnya dalam siaran Radio Kesehatan dilansir Tribunnews, Senin (12/9/2023).
Baca juga: Pemberian ASI Eksklusif Bisa Bantu Penurunan Stunting pada Anak
ASI yang keluar, kata dr Mega disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Pada awal kelahiran, tak banyak ASI yang dikeluarkan.
Namun ada zat kolostrum yang sangat penting terkandung di dalamnya.
Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan oleh kelenjar payudara pada hari pertama hingga hari ke 3-5 setelah persalinan
"Itu saat awal tidak banyak, karena butuh kolestrom, sedikit itu cukup. Dan lambung bayi masih kecil, tidak butuh ASI yang banyak," jelas dr Mega.
Namun dengan bertambahnya usia kebutuhan bayi pun meningkat, otomatis produksi ASI akan banyak.
"Yang memengaruhi produksi ASI adalah proses pengeluaran ASI. Pengeluaran asi, atau pengosongan payudara tidak maksimal bisa memengaruhi jumlah ASI yang keluar," jelas dr Mega.
Sehingga, ibu dianjurkan untuk menyusui dengan benar.
Agar pengosongan ASI di dalam payudara ibu maksimal, dan ASI yang dikeluarkan pun menjadi banyak.
Lebih lanjut, dr Mega menekankan pentingnya dukungan suami, keluarga, masyarakat dan tempat bekerja agar ibu bisa memberikan ASI eksklusif.